Anggota Komisi IX Desak Pemerintah untuk Percepatan Uji Klinis Vaksin Merah Putih
Politik | 5 Agustus 2021, 10:43 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mendesak pemerintah untuk percepatan uji klinis vaksin Merah Putih demi memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional.
Salah satu bentuknya bisa berupa penambahan daya dukung yang diperlukan dalam proses penelitian produksi vaksin Merah Putih yang saat ini memasuki tahap praklinis.
"Setelah gelombang tinggi bulan Juli ini masyarakat menunjukkan antusiasme untuk mendapatkan vaksin hingga antre, tapi jumlah vaksin tidak sebanding. Laporan WHO juga menunjukkan ada ketimpangan vaksin antara Jawa dan luar Jawa. Laporan tersebut menyebut bahkan tenaga kesehatan di luar Jawa ada yang belum dapat vaksin," kata Mufida dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).
Menurut dia, penelitian vaksin Merah Putih melalui dukungan yang memadai diharapkan bisa membantu tercapainya target vaksinasi nasional sehingga bisa segera terbentuk kekebalan kelompok.
Baca Juga: Simak, Berikut Syarat Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu Hamil
"Masih ada tahap praklinis lalu uji klinis tahap satu, dua dan tiga termasuk nanti penilaian dari BPOM. Sejak awal kami di DPR mendukung penuh penelitian vaksin Merah Putih dan menegaskan dukungan apapun bisa kita dorong terpenuhi," ujarnya.
Politikus PKS ini meminta pemerintah tak hanya mengandalkan vaksin dari luar negeri saja, melainkan juga mendukung proses uji klinis vaksin lokal.
"Dalam upaya mengejar vaksinasi nasional akhir-akhir ini tidak disebut soal vaksin Merah Putih. Di tengah keterbatasan stok vaksin harus terus kita dorong vaksin Merah Putih sebab tidak hanya berkaitan dengan kesehatan tapi juga kedaulatan bahkan juga soal ekonomi, geopolitik dan sebagainya," katanya.
Ia menambahkan, berdasarkan studi penelitian perlunya suntikan tambahan setelah enam bulan dari suntikan pertama karena efikasi vaksin akan menurun untum vaksin Sinovac.
Studi juga menyebut antibodi dari vaksi Pfizer dan Astra Zenecca akan menurun dalam 10 pekan. Artinya, ketersediaan stok dan proses vaksinasi berkejaran dengan waktu.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV