Ada Kesenjangan pada Data Kematian Pasien Covid-19?
Wawancara | 28 Juli 2021, 01:24 WIBKOMPAS.TV - Selama penerapan PPKM Darurat hingga PPKM level 4, ternyata kasus kematian malah melonjak.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebu, kapasitas rumah sakit dan isolasi yang tidak terpantau menjadi penyebab tingginya angka kematian.
"Angka kematian meningkat karena beberapa faktor, kapasitas RS yang sudah penuh, pasien yang ketika datang saturasinya sudah buruk, serta meninggal karena tidak terpantau ketika isoman di rumah,” kata Luhut Binsar Pandjaita seperti kami kutip dari Kompas.com.
Sosiolog Bencana dari Nanyang Technological University Singapura, yang juga kolabolator ilmuan di LaporCovid Sulfikar Amir menyebut, ada kesenjangan data yang diterima dari para relawan LaporCovid yang diindikasi merupakan uder repoting.
Dimana Jumlah kematian yang diumumkan oleh pemerintah tidak sesuai dengan data di lapangan.
Sulfikar menjelaskan, kesenjangan data terjadi dimana pemerintah memiliki sistem pendataan yang berjenjang dari pusat hingga ke daerah-daerah.
Sementara LaporCovid mendapat data langsung dari sumber kecamatan dan kabupaten. Kemudian setelah dikalkulasi terdapat kesenjangan bottleneck data di dalam sistem pemerintah.
Menurut Sulfikar, kesenjangan data bisa terjadi karena masalah birokrasi atau kesengajaan dimana data tidak diberikan secara langsung.
Anggota Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional Masdalina Pane mengatakan, secara politisi pemda mencoba agar kasus kematian berbeda pada jumlah tertentu.
Hal itu dilakukan supaya daerahnya dikategorikan sebagai zona hijau, karena bila kematian tinggi membawa daerah tersebut menjadi zona merah.
Penulis : Natasha-Ancely
Sumber : Kompas TV