Ini Evaluasi Epidemiolog untuk Satu Minggu PPKM Darurat: Masih Terjadi Peningkatan Kasus
Update corona | 11 Juli 2021, 17:31 WIBSementara itu, tingkat tes untuk setiap satu kasus positif (test positivity rate) yang awalnya berada di angka 4,1 tes turun menjadi 3,8 tes.
Artinya, Dicky menuturkan, test positivity rate Indonesia saat ini masih sangat tinggi, bahkan belum merata dan setara.
Jika dbandingkan dengan sejumlah negara tetangga, untuk menemukan satu kasus positif Covid-19, Malaysia perlu 12,1 tes, Vietnam 80 tes, Singapura 6.596 tes, dan Filipina 8,5 tes.
"Semakin banyak tes dilakukan untuk menemukan satu kasus positif, berarti semakin bagus dan terkendali. Untuk itu posisi kita masih kritis," jelas Dicky.
Menurut Dicky, data tersebut semestinya bisa menjadi pedoman pemerintah untuk mengatasi kondisi saat ini, supaya potensi ledakan kasus di akhir bulan ini dapat dicegah.
Dicky menekankan, pentingnya untuk mengoptimalkan esensi PKKM Darurat yang berupa penguatan 3T, vaksinasi, dan pembatasan.
Baca Juga: PT Equity Life Akhirnya Ngaku Melanggar PPKM Darurat Saat Disidak Anies
Karena kegagalan penguatan 3T (testing, tracing, dan treatment) dalam menemukan kasus secara dini dan cepat, menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian di Indonesia.
"Makanya 3T itu ditingkatkan, 500.000 (test) itu minimal dan secara merata. Saya lihat daerah ini belum semuanya memiliki komitmen," ujar Dicky.
"Kunjungan ke rumah-rumah juga penting untuk menemukan kasus infeksi di rumah-rumah di masyarakat, sehingga bisa cepat ditangani agar angka kematian bisa dikurangi," lanjutnya.
Dicky kembali menegaskan, testing merupakan tumpuan dalam menemukan dan menyelesaikan kasus serta potensi penularannya.
"Jangan takut menemukan kasus, karena kalau tidak ditemukan ya nanti tiba-tiba meningkat karena tidak bisa mengendalikan pandemi," ujarnya.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV