> >

Politikus PKS di DPR Kurang Sreg dengan Opsi Impor Tabung Oksigen

Politik | 6 Juli 2021, 16:15 WIB
Ilustrasi tabung oksigen. (Sumber: Blickpixel, Pixabay, Creative Commons.)

JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto mengatakan, pihaknya kurang sreg dengan rencana pemerintah membuka keran impor untuk memenuhi kebutuhan tabung oksigen di sejumlah rumah sakit. Ia mengimbau sebaiknya disinergikan dengan upaya menggerakan sektor industri dan ekonomi masyarakat.

"Impor itu ibarat “perceraian” dalam rumah tangga. Tidak diharamkan namun dibenci. Tidak boleh sembarangkan dibuka kecuali darurat dan sangat memaksa," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7/2021).

Anggota Komisi VII ini menyatakan pihaknya sempat mengapresiasi kebijakan pemerintah yang mengimpor tabung oksigen ke India. 

Baca Juga: Menko Luhut B Pandjaitan: Sebanyak 10.000 Tabung Oksigen Konsentrator Telah Dipesan dari Singapura

"Kemarin sudah bagus kita mengirim gas oksigen ke India. Masak sekarang kita ingin impor. Padahal bibir kita belum kering benar membahas masalah itu," ujarnya. 

Menurut dia, yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan analisis permintaan dan persediaan yang akurat dan mengoptimalkan produk domestik.  

"Jangan belum apa-apa sudah membuka opsi impor. Kebijakan seperti ini memang ditunggu-tunggu mafia impor," ujarnya. 

Ia meminta pemerintah memutakhirkan data produksi domestik yang ada di dalam negeri. Juga perlu ditinjau kebijakan alokasi gas oksigen untuk sektor kesehatan dan sektor industri.  

"Sangat logis kalau di tengah pandemi Covid-19 yang memuncak seperti sekarang ini, kuota gas oksigen untuk sektor kesehatan kita tingkatkan dan prioritaskan. Kita semua akan mendukung opsi kebijakan tersebut," kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk segera membuka keran impor tabung gas dari sejumlah negara. 

"Kita juga dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang sudah berkoordinasi untuk impor tabung yang 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit," kata Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (5/7/2021).

Ia mengaku sudah mendapatkan lampu hijau dari Kemenperin untuk melakukan konversi penggunaan oksigen sebesar 90 persen dari sektor industri ke kebutuhan medis.

Baca Juga: Akui Sempat Kewalahan Siapkan Stok, Wagub DKI Minta Warga Tidak Timbun Tabung Oksigen di Rumah

“Komitmen dari Kemenperin dan sudah koordinasi dengan Kemenperin agar konversi dari industri ke medis diberikan sampai 90 persen. Jadi sekitar 575.000 ton oksigen produksi dalam negeri akan dialokasikan untuk medis,” ujarnya.
 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU