Kepala BSSN: Indonesia Memasuki Era Perang Siber
Peristiwa | 29 Juni 2021, 07:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian menyebutkan, Indonesia saat ini memasuki era perang siber.
Pernyataan tersebut didukung fakta bahwa pada Januari – Mei 2021 terjadi 448.491.256 anomali lalu lintas serangan siber. “Kategori anomali terbanyak, yaitu: Malware, Trojan Activity, Information Leak,” kata Hinsa di Jakarta, Senin (28/6/2021).
Menurut Hinsa, tren serangan siber cenderung ke serangan Ransomware dan Insiden Data Leaks.
Sementara menurut Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, keamanan siber menjadi penting mengingat LIPI memegang data terbesar di negara ini selain pajak yang sifatnya data governance dan juga Dukcapil atau data korporasi yang basisnya adalah data customer. “Nah, LIPI itu memiliki data publik terbesar khususnya pengelolaan data ilmiah baik primer maupun sekunder,” ungkap Handoko dilihat dari situs LIPI.
Baca Juga: Kolang-kaling 20 Ton dari Tebing Tinggi Diekspor ke Filipina
Selain LIPI, pelaksana keamanan siber di Indonesia Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), telah lebih dulu membentuk tim CSIRT (Computer Security Incidents Response Team). Dikatakan Handoko, pembentukan ini merupakan upaya membantu BSSN dalam meningkatkan keamanan dari sisi riset supaya masyarakat bisa memanfatakan teknologi dengan lebih bijak dan cerdas, tanpa mengurangi resiko.
Plt. Pusat data dan Informasi Ilmiah LIPI Hendro Subagyo mengatakan, insiden siber yang pernah terjadi di LIPI yaitu serangan defacement pada beberapa website satuan kerja di lingkungan LIPI. “Pada 2020 terjadi serangan ransomware pada server data Pusat Penelian Biopmaterial dan Maret 2021 pada server printer sentral,” ungkap Hendro.
Baca Juga: Pulau Baru Muncul di NTT Pasca Badai Seroja, LIPI Diminta Lakukan Riset
Sebelumnya, LIPI resmi membentuk Computer Security Incidents Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Darurat Insiden Keamanan Siber, Senin (28/6) di Jakarta. CSIRT dibentuk sebagai upaya tanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber.
LIPI CSRIT terbentuk berkat kerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Pembentukan Tim CSRIT ini menjadi tugas bersama antara LIPI dan BSSN dalam mengamankan sistem elektronik yang ada di lembaga.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV