Penjelasan Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Soal Peringatan Keras Megawati yang Dinilai Sindir Ganjar
Sapa indonesia | 31 Mei 2021, 21:41 WIBKOMPAS.TV - Suhu politik internal PDI Perjuangan yang memanas seiring gesekan antara Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, masih bergulir.
Ganjar dituding terlalu ambisius ingin maju sebagai calon presiden pada 2024.
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mempersilakan petugas partai keluar, apabila tak mau mematuhi setiap tugas yang diberikan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku peringatan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri terkait petugas partai adalah hal yang wajar.
Ia mengaku akan patuh dan selalu tegak lurus dengan kebijakan ketua umum termasuk menjadi petugas partai.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri memperingatkan kepada seluruh kader partai untuk mengikuti aturan yang berlaku di partai.
"Kalau ndak mau jadi petugas partai, saya ndak ngomong lagi anggota partai, petugas partai, artinya yang diberi tugas partai, Out!!" kata Megawati.
Mega tegas mengatakan tentang kepatuhan sebagai anggota partai. Anggota partai adalah petugas yang harus mematuhi perintah partai, bila tak mau jadi petugas partai silahkan keluar dari PDI Perjuangan.
Ucapan Mega disampaikan sepekan setelah perselisihan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Bambang Wuryanto, dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pesan tersebut menimbulkan sejumlah tanda tanya. Pasalnya pesan tersebut disampaikan Mega saat salah satu kader PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, dikabarkan tengah berkonflik dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Sikap tersebut menuai sejumlah tanda tanya terkait hubungan antara Puan dan Ganjar.
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menyebutkan jika seruan Megawati soal petugas partai harus nurut bersifat umum. Patuh kepada Ketua Umum bagi petugas partai jelas hukumnya wajib. Namun tidak ada kaitannya dengan Puan, Bambang Pacul ataupun Ganjar Pranowo.
Simak pembahasan selengkapnya bersama Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira dan Direktur Eksekutif The Political Literacy, Gun Gun Heryanto.
Penulis : Anjani-Nur-Permatasari
Sumber : Kompas TV