Gerhana Bulan Super Blood Terjadi pada 26 Mei 2021, Ini Daftar Wilayah dan Waktu Menyaksikannya
Agama | 23 Mei 2021, 01:45 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Masyarakat Indonesia kembali dapat menyaksikan Gerhana Bulan Total (GBT) atau terkenal sebagai Super Blood Moon pada 26 Mei 2021.
R Jamroni, Staf Observatorium Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar menjelaskan peristiwa gerhana bulan total.
“Fenomena Blood Moon ini hanya terjadi saat fase bulan penuh dan mengalami Gerhana Bulan Total (GBT) di mana bumi bergerak di antara bulan dan matahari dan berada pada posisi garis lurus,” tulis Jamroni, dikutip dari bmkg.go.id.
Baca Juga: Momen Gerhana Matahari Cincin Sebagian, Warga Makassar Gelar Shalat Gerhana
Pada saat awal gerhana, bulan akan tampak lebih besar dan cerah. Hal ini karena bulan berada pada posisi paling dekat dengan bumi. Fenomena ini adalah Supermoon.
Kemudian, bulan akan tampak merah, seperti tembaga karena atmosfer bumi membiaskan cahaya matahari. Fenomena bulan memerah saat gerhana total disebut sebagai Blood Moon.
“Fenomena Super Blood Moon ini adalah akibat dari gelombang cahaya panjang yang datang dari bumi inilah yang membuat bulan tampak merah,” beber Jamroni.
Penampakan bulan ini bisa jadi lebih merah. Hal itu terjadi, jika atmosfer bumi memiliki lebih banyak polusi udara, tutupan awan, atau ketebalan partikel.
Masyarakat dapat menyaksikan gerhana bulan ini secara langsung tanpa bantuan alat optik.
“Fenomena ini menjadi cukup spesial karena bertepatan dengan Hari Raya Waisak tahun 2565,” kata Jamroni.
Terjadinya gerhana bulan bertepatan dengan Hari Raya Waisak ini hanya terjadi setiap 195 tahun sekali. Sementara, fenomena gerhana bulan sendiri terjadi dua kali dalam setahun.
Baca Juga: Gerhana Bulan Total Berdampak pada Pasang & Surut Air Laut
“Proses GBT dimulai dengan gerhana penumbra yang dimulai pukul 15:46:37 WIB dan kontak akhir penumbra yang mengakhiri proses gerhana pada 20:51:16 WIB atau selama 3 jam 7 menit,” ungkap Jamroni.
Wilayah dan Waktu Menyaksikan
Melansir lapan.go.id, GBT dapat terlihat di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika.
“GBT kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian Timur) tanpa menggunakan alat bantuk optik apapun,” tulis peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Andi Pangerang.
Gerhana bulan total ini terjadi dalam 7 fase, yaitu fase awal penumbra (P1), awal gerhana sebagian (U1), awal gerhana bulan total (U2), puncak gerhana total, akhir gerhana total (U3), akhir gerhana sebagian (U4), dan akhir penumbra (P4).
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV