30 Orang Meninggal Setelah Vaksinasi Covid-19, Komnas KIPI Jelaskan Penyebabnya
Peristiwa | 21 Mei 2021, 13:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari meluruskan terkait banyaknya berita yang simpang siur soal beberapa kasus kematian akibat vaksin Covid-19.
Hindra menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada yang meninggal karena vaksinasi Covid-19.
''Kenapa kami bisa membuat diagnosis itu? Karena datanya lengkap. Diperiksa, dirawat di-rontgen, diperiksa lab, di CT-scan, dapat diagnosisnya," kata Hindra dikutip dari laman Kemenkes, Jumat (21/5/2021).
Baca Juga: Keluarga Minta Autopsi Jenazah Trio Dipercepat, Begini Jawaban Komnas KIPI
Dia mengungkapkan menurut Komnas KIPI, terdapat 27 kasus kematian diduga akibat vaksinasi dengan Sinovac. Namun setelah diinvestigasi, kematian tersebut tidak terkait dengan vasinasi.
Adapun pennyebab 27 kasus kematian tersebut yakni 10 kasus akibat terinfeksi Covid-19, dan 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Selanjutnya, 1 orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak dan 2 orang karena diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol.
Baca Juga: Komnas KIPI: Belum Cukup Bukti Pemuda asal Jakarta Meninggal Akibat Vaksinasi Covid-19 Astrazeneca
Sementara itu, diketahui ada 3 kasus meninggal yang diduga akibat vaksinasi dengan AstraZeneca.
Pertama yakni kasus kematian Trio Fauqi Virdaus, pemuda asal Jakarta yang mengikuti vaksinasi Covid-19 di Gelora Bung Karno (GBK).
Hindra menyebut setelah divaksin, Trio mengalami efek samping seperti pusing hingga demam.
Namun Hindra mengatakan penyebab meninggalnya Trio sulit diketahui lantaran dia tidak langsung datang ke dokter atau rumah sakit saat mengalami efek samping vaksinasi.
"Kebetulan ada dokter dan melihat, dan diagnosisnya death on arrivial. Jadi sulit untuk menentukan penyebab kematiannya, karena enggak ada data, enggak pernah periksa sama dokter, datang sudah meninggal,” kata Hindra dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/5/2021).
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV