Prabowo Sebut Pentingnya Teknologi untuk Kemandirian Idustri Pertahanan dalam Negeri
Hukum | 21 Mei 2021, 12:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut perlu adanya kesinambungan antara kemampuan teknologi dan pengadaan alat pertahanan.
Menurutnya, itu penting untuk kemandirian idustri pertahanan dalam negeri.
Hal itu disampaikan Prabowo saat nemimpin Rapat Pleno Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Tahun 2021 di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (20/5/2021)
Baca Juga: Menhan Prabowo Tantang Mister M di Mafia Alutsista, Diungkap Connie Bakrie
“Untuk menuju kemandirian juga diperlukan penguasaan teknologi. Untuk itu, perlu peran serta semua pihak terutama pendidikan tinggi dan para ahli di bidang elektronika”, jelas Prabowo melalui keterangan tertulisnya, Kamis (20/5/2021).
Selain itu, Prabowo juga menyampaikan bahwa paradigma belanja pertahanan harus diubah menjadi suatu investasi pertahanan.
Menurutnya, anggaran pertahanan harus dikelola dengan baik sehingga dapat membantu membantu peningkatan ekonomi nasional.
“Oleh karena itu kita harus mencari bagaimana implementasi imbal dagang, kandungan lokal, offset, transfer of technology, dan rincian investasi pertahanan dalam setiap pengadaan alpalhankam dari luar negeri,” terang Prabowo.
Baca Juga: Ketua DPR Sebut Insiden Tenggelamnya Nanggala-402 Jadi Introspeksi Pertahanan Negara
Untuk menuju kemandirian di bidang industri pertahanan, tambah Prabowo, perlu suatu Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang sehingga dapat menjadi rujukan pembangunan kemandirian industri pertahanan, yakni dengan adanya suatu masterplan yang berjangka panjang.
“Presiden kehendaki masterplan jangka panjang. Bukan tahun per tahun,” ujar Prabowo.
Pada akhir keterangannya, Prabowo menekankan perlunya rekomendasi dan evaluasi dari KKIP dalam semua pembelian alutsista.
"Agar menjamin Indonesia diuntungkan dari segala aspek dalam setiap pembelian alutsista," katanya.
Baca Juga: Momen Menhan Prabowo Berikan Penghormatan Terakhir kepada Jenazah Kabinda Papua
Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV