Pengusaha Minta Pemerintah Jamin Ketersediaan Vaksin Gotong Royong bagi Perusahaan Kecil di Daerah
Update corona | 18 Mei 2021, 19:55 WIBBATAM, KOMPAS.TV – Para pengusaha di Kepualuan Riau menilai, pemerintah lebih memperhatikan perusahaan besar di Pulau Jawa dalam program vaksinasi gotong royong.
Oleh sebab itu, mereka mendesak pemerintah agar dapat menjamin ketersediaan vaksin bagi perusahaan-perusahaan kecil di luar Jawa.
Melansir dari laman Kompas.id, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Daerah Kepri, Cahya, mengatakan pihaknya tengah berupaya membantu perusahaan-perusahaan kecil untuk mendaftar program vaksinasi gotong royong melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Sejauh ini, Cahya mengklaim sudah mendaftarkan ratusan perusahaan kecil dengan total jumlah karyawan sekitar 12.000 orang.
“Mekanisme pendaftaran vaksinasi gotong royong lewat Kadin itu tidak mudah, kasihan perusahaan kecil yang jumlah karyawannya hanya puluhan orang. Bagi kami, program vaksinasi gotong royong itu seperti janji langit yang entah kapan bakal terwujud,” kata Cahya pada Selasa (18/5/2021).
Mengutip dari Harian Kompas (18/5/2021), pada Selasa ini, sebanyak 18 perusahaan manufaktur dijadwalkan melakukan vaksinasi gotong royong dengan alokasi 40.000 pekerja.
Mereka umumnya berasal dari industri padat karya, seperti sektor tekstil, makanan dan minuman, serta perkebunan sawit.
Baca Juga: Mengenal Vaksin CanSino yang Dipakai untuk Vaksinasi Gotong Royong
Perusahaan itu, antara lain, Unilever Indonesia (3.000 dosis), Mayora (5.000 dosis), Kalbe Farma (3.000 dosis), Toyota (3.000 dosis), Coca Cola Bottling Indonesia (2.000 dosis), Pan Brothers (1.000 dosis), Astra Otoparts (1.000 dosis), dan Gunung Sewu Kencana (3.000 dosis).
“(Perusahaan-perusahaan) gajah di Pulau Jawa saja harus berebut, lalu bagaimana nasib perusahaan kecil di luar Jawa seperti kami ini. Saya kira pemerintah perlu turun tangan untuk memastikan program vaksinasi gotong royong ini betul-betul dijalankan secara adil,” ucap Cahya.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV