Pemasukan Masih Minim, Pelaku Industri Kecil Berharap Bisa Vaksinasi Gratis
Update corona | 18 Mei 2021, 20:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pelaku industri kecil menengah mengungkapkan tidak mampu membeli vaksin gotong-royong lantaran masih minim pemasukan.
Oleh karena itu mereka tetap berharap agar para pekerjanya mendapat vaksin gratis.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Ketua Umum Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (Pikko), Rosalina Faried yang mengatakan, hingga saat ini masih belum ada kejelasan dari pemerintah mengenai vaksinasi pekerja di sektor industri-industri kecil yang tidak mampu membeli vaksin.
Para pelaku industri anggota Pikko tetap berharap mendapatkan vaksin gratis dari pemerintah.
“Kami masih kesulitan keuangan. Apalagi barusan mengeluarkan dana untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada para pekerja,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (17/5/2021), dilansir dari laman Kompas.id.
Berdasarkan catatan oleh Pikko, jumlah IKM komponen otomotif mencapai 122 IKM dengan tenaga kerja sekitar 8.000 orang.
Namun, sejak pandemi pada Maret 2020, jumlah yang aktif hanya 30-35 perusahaan.
Baca Juga: Ini Kata Buruh dan Pengusaha Soal Harga Vaksin Gotong Royong
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan besaran harga vaksin produksi Sinopharm yang akan digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong.
Adapun besaran harga vaksin yang diatur, yakni Rp 321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910.
Harga tersebut belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai.
Vaksinasi gotong royong ini akan diprioritaskan bagi perusahaan padat karya yang berada di wilayah dengan zona risiko penularan yang tinggi.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat, sejak Februari-Maret 2021, sudah terdapat 17.832 perusahaan yang mendaftar untuk mendapat vaksin.
Jumlah pekerja yang didaftarkan mencapai 8,7 juta orang.
Juru bicara vaksinasi dari PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto menuturkan, vaksinasi gotong royong dimulai hari ini, Selasa (18/5/2021). Bio Farma akan menggunakan stok vaksin yang sudah ada, yaitu Sinopharm, sebanyak 500.000 dosis.
Adapun vaksin CanSino masih dalam proses penjajakan sebagai alternatif vaksin yang digunakan untuk vaksinasi gotong royong.
Nanti penyediannya tergantung pada data jumlah kebutuhan riil vaksinasi gotong royong.
”Vaksin tersebut sudah didistribusikan langsung oleh Kimia Farma ke fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh perusahaan yang sudah mendaftar ke Kamar Dagang dan Industri Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Berharap Vaksin Gotong Royong Percepat Target Vaksinasi Covid-19
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV