Ini Jadwal dan Harga 3 Jenis Vaksin untuk Program Vaksinasi Gotong Royong
Update corona | 11 Mei 2021, 16:03 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan memfasilitasi program vaksinasi gotong royong. Vaksinasi Covid-19 untuk swasta ini mulai berjalan setelah Idul Fitri atau 17 Mei 2021.
Biaya vaksin Covid-19 dan penyuntikkan untuk program ini akan menjadi tanggung jawab perusahaan swasta.
Sebab itu, pekerja atau buruh perusahaan serta keluarga mereka dapat mendapatkan vaksin secara gratis.
Baca Juga: Jubir Vaksin Kemenkes: Vaksinasi Lansia Di Luar Pulau Jawa masih Dijalankan Setengah Hati
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto membeberkan biaya vaksinasi gotong royong ini adalah Rp500 ribu sekali suntik.
“Sudah ditetapkan harga vaksin Rp 375.000 per dosis dan penyuntikan Rp 125.000, sehingga totalnya Rp 500.000," ujar Airlangga, Senin (10/5/2021), dikutip Kompas.com.
Vaksinasi gotong royong ini akan menggunakan 3 merek vaksin Covid-19. Berikut profil tiga vaksin untuk vaksinasi gotong royong.
1. Sinopharm
Vaksin Covid-19 buatan Sinopharm adalah vaksin berjenis inactivated vaccine yang disebut SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell).
Itu artinya, vaksin Sinopharm adalah vaksin dari partikel virus Covid-19 yang telah dimatikan. Vaksin ini bekerja memperkenalkan tubuh dengan ancaman virus, tanpa menimbulkan risiko penyakit serius.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sudah menerbitkan sertifikat halal untuk vaksin Sinopharm ini.
Berdasarkan tinjauan WHO, vaksin Sinopharm memiliki kemampuan (tingkat efikasi) melawan Covid-19 hingga 79% untuk warga berusia 17-59 tahun.
WHO juga merekomendasikan orang dewasa untuk mendapatkan 2 dosis vaksin Sinopharm.
Penyuntikkan vaksin Sinopharm sebaiknya berjarak 3-4 minggu antara dosis pertama dengan dosis kedua.
Baca Juga: Wiku Adisasmito Sebut 324 Zona Oranye Covid-19 Didominasi Daerah Tujuan Pemudik
Vaksin Sinopharm memiliki efek samping ringan, seperti bengkak, kulit kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, atau batuk.
Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah telah memiliki persediaan 482,4 ribu dosis vaksin Sinopharm untuk vaksinasi gotong royong.
Meski begitu, jumlah persediaan ini akan bertambah karena pemerintah mengantongi kesepakatan kerja sama pengadaan vaksin Sinopham hingga 7,5 juta dosis.
2. CanSino Biologics
Vaksin Covid-19 buatan CanSino Biologics adalah vaksin vektor berbasis adenovirus tipe 5.
Vaksin ini bekerja menggunakan modifikasi virus lain yang tak berbahaya untuk membawa spike protein Covid-19.
Saat tubuh mengenali spike protein Covid-19, sistem kekebalan tubuh akan menciptakan perlindungan pada virus Corona itu.
Mengutip Bloomberg, vaksin CanSino memiliki kemampuan melawan Corona sampai 65,7% dan dapat mencegah gejala berat penyakit Covid-19 hingga 90,98%.
Vaksinasi dengan produk CanSino ini hanya membutuhkan satu kali penyuntikan.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyebut, Indonesia belum menerima persedian vaksin CanSino. Namun, pemerintah Indonesia mengantongi kesepakatan pengadaan 5 juta dosis vaksin CanSino.
Baca Juga: Anies Tanggapi Warga yang Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca: Ini Perlu Jadi Perhatian Amat Serius
3. Sputnik V
Vaksin Covid-19 asal Rusia bernama Sputnik V mencatatkan tingkat efikasi 92 persen, tepatnya 91,6 %.
Dengan temuan itu, ilmuwan menyatakan vaksin ini aman dan bisa mencegah infeksi Covid-19 gejala berat dan mematikan.
Vaksin Sputnik bekerja menggunakan virus tipe dingin, yang direkayasa agar tidak berbahaya, sebagai pembawa pecahan kecil virus Corona ke dalam tubuh.
Dengan itu, tubuh dapat mengenali kode genetik Covid-19 secara aman. Tubuh pun dapat ancaman dan belajar melawan virus Covid-19, tanpa berisiko jatuh sakit.
Tidak seperti vaksin serupa lainnya, suntikan Sputnik menggunakan dua versi vaksin yang sedikit berbeda untuk dosis pertama dan kedua. Dua dosis vaksin ini disuntik dengan jarak waktu 21 hari.
Efek samping dari vaksin Sputnik biasanya ringan, seperti nyeri di lengan, kelelahan dan sedikit kenaikan suhu tubuh.
Baca Juga: Anggota DPR Soal Pemuda Meninggal Usai Suntik Vaksin AstraZeneca: Kalau Bermasalah "Hold" Dulu
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pemerintah Indonesia akan mendatangkan 20 juta dosis vaksin Sputnik.
"Akan dimulai pengiriman secepatnya setelah emergency use authorization (EUA) vaksin Sputnik V dari Badan POM keluar," kata Honesti.
EUA atau izin penggunaan darurat ini diperkirakan keluar pada Mei 2021.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV