Menekan Laju Demam Berdarah di Masa Pandemi
Kesehatan | 7 Mei 2021, 19:12 WIBKOMPASTV - Sobat sehat, demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Hal ini disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti.
Nyamuk jenis ini, umumnya sangat mudah berkembang di wilayah tropis dan sub tropis. Demam berdarah dengue, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini, bahkan kerap menjadi penyakit yang masuk dalam kategori kejadian luar biasa dibeberapa daerah di indonesia.
Hal ini terjadi, karena penyebarannya yang sangat cepat. Hingga akhir tahun 2020 kemarin, pada pekan ke empat puluh sembila, total kasus DBD di Indonesia mencapai 95.893 kasus, dengan tingkat kematian mencapai 661 kasus yang tersebar di 219 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia
Sedangkan kematian akibat DBD berdasarkan usia, kasus paling tinggi berada pada usia 5 hingga 14 tahun, dengan 34,13 % dari seluruh jumlah kasus.
Mengutip dari laman Kompas.com, Tedjo Samono yang merupakan peneliti dari eijkman institut mengatakan, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan dari terjadinya wabah DBD, yaitu iklim, populasi nyamuk dan perkembangannya, dan yang terakhir adalah kekebalan komunitas, masyarakat.
Lalu upaya dalama melakukan penekanan terhadap wabah ini, dapat dilakukan dengan pencegahan multi sektor.
Beberapa gejala umum yang muncul pada penyakit demam berdarah dengue, biasanya di awali dengan demam yang tinggi, hingga mencapai empat puluh derajat selsius.
Lalu merasakan sakit kepala. Otot, tulang dan sendi terasa nyeri. Mual hingga muntah. Bagian mata belakang terasa sakit.
Terjadinya pembengkakan pada mata bagian belakang, dan muncul bintik merah pada kulit. Apabila gejala DBD telah muncul, sobat sehat diharapkan tidak menggap sepele gejala ini.
Karena pada umumnya, kasus DBD dpat menyebabkan kematian, apabila terlambat dalam menangani.
Penulis : Natasha-Ancely
Sumber : Kompas TV