May Day, Perayaan Hari Buruh Internasional Termasuk bagi "Karyawan" dan "Pegawai"
Sosial | 1 Mei 2021, 15:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Setiap 1 Mei, para pekerja di seluruh dunia memperingati May Day atau Hari Buruh Internasional. Namun, apa karyawan dan pegawai tak bisa ikut memperingati hari buruh?
Masyarakat Indonesia mengenal istilah buruh, pegawai, pekerja, dan karyawan. Ada konotasi negatif atau rendah dalam kata “buruh” dan “pekerja”.
Sudah jamak jadi pemahaman umum bahwa “buruh” dan “pekerja” biasanya berhubungan dengan orang yang bekerja tanpa keterampilan. Mereka sering dianggap rendah dan patut menerima gaji rendah.
Baca Juga: Sejarah THR, Jasa Demo Buruh untuk Pekerja Swasta
Sementara, “karyawan” dan “pegawai” kerap terkait dengan orang yang bekerja di kantor. Ada anggapan, kelompok ini memiliki keterampilan khusus dan patut menerima gaji lebih tinggi dari buruh.
Pembedaan “Buruh” dan “Karyawan”
Tak banyak yang tahu, pembedaan “buruh” dan “karyawan” berhubungan dengan perang ideologi sejak awal kemerdekaan.
Karyawan sendiri adalah istilah yang muncul belakangan. Istilah ini datang dari kalangan TNI Angkatan Darat.
Ada perbedaan pandangan soal waktu istilah ini muncul. Penulis sejarah Appridzani Syahfrullah menyebut, Angkatan Darat sudah memopulerkan istilah karyawan sejak dekade 1950-an.
“Angkatan Darat juga berdalih bahwa istilah karyawan mempunyai medan makna yang kooperatif dan dapat meredam potensi perselelisihan antara pekerja dan pemberi kerja,” tulis Appridzani, dilansir dari Tirto.id.
Hal ini terkait perang urat syaraf dengan kaum komunis yang memandang istilah “buruh” lebih layak untuk pekerja. Mereka menganggap istilah itu dapat mewakili kelas bawah atau proletar.
“Jika ingin meredam potensi perselisihan, majikan seharusnya menyelesaikan persoalan (buruh) dengan demokratis, bukan sekadar mengganti istilah,” tulis Appridzani lagi.
Baca Juga: Jokowi Saat May Day 2021: Buruh Aset Besar Bangsa Kita
Sementara, penulis sejarah Martin Sitompul menyebut, istilah “karyawan” muncul sejak dekade 1960-an. Ia mengutip sejarawan David Reeve dalam buku Golkar: Sejarah yang Hilang.
Kemunculan istilah itu berkaitan dengan Operasi Karya Angkatan Darat.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV