Jeritan Warga Pesisir Karawang yang Kena Tumpahan Minyak PT Pertamina
Peristiwa | 29 April 2021, 11:06 WIBKARAWANG, KOMPAS.TV- Ceceran minyak kembali muncul di perairan dan sejumlah pantai di Karawang akibat kebocoran pipa BZZA milik PT Pertamina, atau sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang.
Yang terdampak tentu masyarakat sebab tak hanya dampak tumpahan minyak itu, mereka juga harus menghadapi adanya abrasasi air laut yang terus mengancam pemukiman.
Wiwin misalnya. Wanita usia 50 tahun warga Dusun Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, ini harus kembali mencium bau minyak mentah lantaran efek dari tumpahan minyak.
Baca Juga: Pertamina Kebut Pembersihan Sisa Tumpahan Minyak di Pantai Karawang
Wiwin dan keluarganya juga belum lepas dari ancaman banjir rob. Rumah Wiwin dan Misong, suaminya menghadap Pantai Pisangan.
Jarak rumahnya dengan laut hanya dibatasi jalan selebar 1,5 meter yang juga mulai digerogoti abrasi. Sebagian rumah warga lainnya pun telah hancur karena banjir rob dan abrasi. Rumahnya sendiri sempat hancur dihantam gelombang rob beberapa tahun silam.
"Ini dekat banget laut, kalau pas awal sekitar delapan harian lalu. Ya, hitam lihat bibir pantai. Sampai sekarang juga masih bau, buat pusing. Gimana lagi, sudah kena banjir rob, sekarang bau minyak," ujar Wiwin, Rabu (28/4/2021).
Baca Juga: Minyak Pertamina Cemari Pesisir Karawang
Sejak tumpahan minyak mentah kembali muncul, ungkap Wiwin, suaminya Misong berhenti menjadi ojek pengangkut ikan. Sebab, nelayan di wilayah itu berhenti mencari ikan pasca minyak mentah dari pipa BZZA milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) bocor.
"Si bapak ini cuma jaga warung sekarang. Biasanya juga ngojek ikan. Karena nelayannya enggak melaut pilih ngumpulin minyak, kalau si bapak enggak mau," ujar Wiwin.
Tak jauh dari kediaman Wiwin tampak berjajar karung dan plastik berisi pasir bercampur tumpahan minyak (oil spill). Ia menyebut beberapa di antaranya dikumpulkan oleh warga.
Penulis : Gading Persada Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV