Konsorsium Biologi Indonesia Menyusun Database Indeks Biodiversitas Indonesia.
Wisata | 29 April 2021, 09:50 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Komite Indeks Biodiversitas Indonesia, Konsorsium Biologi Indonesia (IBI-KOBI) menyelenggarakan Inagurasi Program Studi yang merupakan bagian dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal tersebut bertujuan untuk membangun database Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI).
Database IBI tersebut akan menjadi dasar untuk mengukur indeks biodiversitas dan tren dinamika yang secara sains dapat dianalisa lebih lanjut untuk memberikan masukan kepada para pembuat kebijakan publik.
“Ini juga dapat digunakan oleh para praktisi konservasi sebagai bahan acuan akan status dan tren biodiversitas Indonesia,” terang Ketua KOBI, Budi Setiadi Daryono dalam siaran persnya, Rabu (29/4/2021).
Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa database yang sudah terkumpul ini akan menjadi bahan dalam menyusun Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP), dimana akan dilakukan perencanaan program penelitian biodiversitas selanjutnya, dan program pengelolaan serta pemanfaatan biodiversitas secara berkelanjutan.
Baca Juga: Sulitnya Memperoleh Data jadi Kendala Terbesar dalam Upaya Konservasi Hiu dan Pari
“Melalui analisis data ini juga dapat memberikan pemahaman kondisi habitat dan tren populasi species flora dan fauna dalam kurun waktu periode yang berbeda”, imbuhnya.
Program ini merupakan inisiatif kerjasama antara Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dengan praktisi konservasi yang merupakan anggota Forum Komunikasi Konservasi Indonesia (FKKI), sebagai salah satu model pelaksanaan program MBKM.
Inagurasi tersebut juga untuk menggalang komitmen para pihak untuk terus bekerjasama dalam melanjutkan program MBKM terkait upaya pelestarian biodiversitas, melalui kegiatan tahap selanjutnya. Kedepannya database keanekaragaman hayati ini dapat diakses oleh publik.
Secara umum database IBI berisikan tentang sumber data mengenai taksonomi dari spesies, sebaran geografi serta meliputi metode penelitian yang digunakan serta status populasi dari suatu spesies.
Kegiatan tersebut merupakan Langkah awal pembangunan database keanekaragaman hayati sebagai dasar untuk membangun indikator biodiversitas, dengan tujuan mengukur status dan tren Biodiversitas Indonesia.
Kegiatan kurasi data biodiversitas dilakukan oleh para Kurator Hayati (KH) dari jejaring universitas anggota KOBI. Tercatat setidaknya 3000 data species sebagai aset biodiversitas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Kampanye Pelestarian Hewan Langka Dilindungi Melalui Kerajinan Patung
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV