Wiku Adisasmito, Dokter Hewan Penyambung Lidah Satgas Covid-19
Sosok | 23 April 2021, 05:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Naik atau turunnya kasus aktif Covid-19 di Indonesia tak lepas dari pantauannya. Setiap kebijakan terkait penanganan pandemi ini, dia akan selalu memberikan arahan dan pendapat.
Begitu pula ketika larangan mudik jelang Idul Fitri dilarang, Wiku harus berjibaku menjelaskan. Posisinya sebagai juru bicara satgas Covid-19, harus serajin mungkin memberitahun perkembangan kasus dan menjelaskan apapun yang terjadi. Itulah dokter hewan Wiku Bakti Bawono Adisasmito, kelahiran Malang, Jawa Timur, 20 Februari 1964.
Nama Wiku banyak disebut seiring masuknya kasus Covid-19 ke Indonesia. Wajahnya menghiasi media cetak dan elektronik.
Baca Juga: Tren Covid-19 Memburuk, Wiku Adisasmito: Masyarakat Seperti Menggali Kuburnya Sendiri
"Sebagai negeri dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, kenaikan kasus di Indonesia akan sangat berpengaruh pada kenaikan kasus global,” kata Wiku pada konferensi pers “Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia”, Kamis (22/4/2021).
Setiap kali mengadakan jumpa pers, nada bicaranya tenang. Namun setiap perkembangan dia terangkan dengan jelas. Kalimatnya tersusun rapi dengan bahasa sederhana. Bahkan seorang awam pun akan mampu menangkap dengan jelas perkataanya.
Sebelum ditunjuk menjadi jubir, dia diberi jabatan sebagai Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Dokter hewan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1995 ini, mulai tertarik mempelajari penyakit infeksius sejak pendidikan S3 di Colorado State University (CSU).
Baca Juga: Wiku Adisasmito: Pemerintah Prioritaskan Aman, Tepat, dan Cepat Untuk Vaksin Covid-19
Di sana, dia bekerja sebagai peneliti di US CDC Division of Vector Borne and Infectious Disease, Fort Collins Colorado dan US CDC-WHO Dengue Reference Laboratory, San Juan Puerto Rico.
Bahkan, disertasinya pun bertemakan pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue yang merupakan vector-borne disease, masalah besar di Indonesia dan dunia.
Pengalaman dalam bidang penyakit infeksius ini yang membuatnya senantias harus tampil di depan mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap perkembangan Covid-19. Termasuk mengingatkan mereka yang hasil swab-nya negatif.
"Saya ingin kembali menyampaikan pesan Kepala Satgas Covid-19 bahwa walaupun masyarakat sudah memiliki surat hasil tes negatif, tidak berarti bebas sepenuhnya dari Covid-19. Peluang tertular di perjalanan ke kampung halaman selalu terbuka," jelasnya, ketika menegaskan kebijakan larang mudik lebaran 2021.
Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, ini 1 dari 8 dosen yang mendapatkan penghargaan Academic Leader Award dari Menristekdikti atas inovasinya membuat jamu hewan yang mampu meningkatkan kesehatan hewan secara alami.
Selain itu, penghargaan Satyalencana Karya Satya dari Pemerintah Republik Indonesia telah dua kali ia dapatkan, pada tahun 2010 dan 2019. Saat ini, Wiku memiliki 5 merek produk hayati dan memiliki 5 paten dan berbagai penghargaan kekayaan intelektual lainnya.
Kemampuan akademisnya diimbangi dengan sikap bijak dalam menyampaikan pesan.
"Saya sangat berharap masyarakat dapat bijak dalam merayakan hari Idul Fitri yang akan datang, serta turut menekan angka penularan dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan," katanya.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV