Denmark Hentikan Penggunaan Vaksin Astrazeneca, BPOM: Kasus Efek Sampingnya Sangat Jarang Terjadi
Sapa indonesia | 16 April 2021, 23:43 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus pembekuan darah di otak, ditemukan sebagai efek samping serius Vaksin Astrazeneca di Denmark.
Meski hanya 1 kasus dari 40 ribu penerima Vaksin Astrazeneca sejauh ini, Badan Kesehatan Nasional Denmark langsung menghapus Vaksin Astrazeneca dari daftar vaksin covid-19.
Direktur Badan Kesehatan Nasional Denmark Soen Brostreum menyebut keputusan ini tidak terkait kualitas Vaksin Astrazeneca.
Guru besar pengembangan vaksin Departemen Farmasi Universitas Copenhagen menilai langkah pemerintah Denmark sebagai keputusan sensitif.
Menurut Camilla Foged, jika vaksinasi astrazeneca dilanjutkan kasus efek samping serius lainnya tinggal menunggu waktu.
Satu juta dari 5,8 juta populasi Denmark, telah menerima dosis pertama vaksinasi covid-19.
Sejauh ini, Denmark menggunakan 7,8 persen vaksin moderna, 15,3 persen vaksin astrazeneca dan 77 persen Vaksin Pfizer.
Indonesia rencananya menerima 104 juta dosis vaksin astrazeneca, dari dua skema pengadaan.
54 juta dosis sebagai jatah gratis dari covax-gavi, kerjasama bilateral di bawah WHO dan 50 juta dosis dari skema pembelian.
Badan pengawas obat dan makanan – BPOM, menilai efek samping pembekuan darah di otak yang ditemukan otoritas Denmark sebagai kejadian sangat jarang terjadi.
Kepala Badan POM Penny Lukito menegaskan suntikan Vaksin Astrazeneca di Indonesia tetap berjalan dengan tetap memantau kejadian ikutan di negara lain.
Indonesia menerima dan mendistribusikan 1,1 juta dosis vaksin astrazeneca, yang tiba 8 Maret lalu.
Vaksinasi Astrazeneca di Indonesia salah satunya digunakan ulama dan santri di Jawa Timur.
Penulis : Dea-Davina
Sumber : Kompas TV