Membedah Mitos Epilepsi Menular dan Tidak Bisa Sembuh
Kesehatan | 9 April 2021, 11:05 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Epilepsi masih kerap dianggap sebagai gangguan jiwa dan penyakit menular. Hal ini cuma mitos karena faktanya epilepsi adalah penyakit gangguan saraf otak dan tidak menular.
Jumlah kasus epilepsi di dunia diperkirakan mencapai 50 juta orang, namun 20 persen kasus epilepi tidak direspons dengan pengobatan.
"Mitos soal epilepsi menular ini justru kerap terjadi saat pengidap yang kejang menjadi tidak tertolong karena orang-orang takut mendekat," ujar Fajar Maskuri, dokter spesialis saraf Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Jumat (9/4/2021).
Baca Juga: Epilepsi dan Penanganannya - AYO SEHAT
Ia mengungkapkan sebenarnya epilepsi adalah gangguan saraf otak sehingga harus dirawat oleh dokter saraf. Jika bersentuhan kulit atau terkena air liur si penderita saat menolong pengidap epilepsi yang kejang, maka tidak akan tertular.
Fajar menegaskan epilepsi bukan gangguan jiwa, meski ada gangguan kognitif dan kecerdasan di bawah rata-rata. Walaupun sulit diajak berkomunikasi dengan baik, akan tetapi pengidap epilepsi sebenarnya bisa sembuh bila mendapat penanganan yang tepat.
Jika tidak diobati segera, maka bisa terjadi kerusakan otak lebih berat. Semakin sering kejang, maka sel-sel di otak akan banyak yang rusak, sehingga perlu segera diobati ke dokter saraf.
Ia juga tidak menampik masih ada anggapan di masyarakat, pengidap epilepsi tidak boleh menikah karena dikhawatirkan memiliki keturunan dengan penyakit serupa.
Baca Juga: Balita Ini Didiagnosa Cerebral Palsy dan Epilepsi, Keluarga Tak Mampu Beri Pengobatan
"Faktanya, pengidap epilepsi boleh menikah dan memiliki keturunan, tetapi untuk wanita saat hamil harus dikontrol dokter saraf dan kandungan," ucapnya.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV