> >

Covid-19 Belum Turun, Muhammadiyah Imbau Salat Tarawih Dilakukan di Rumah Saja

Agama | 1 April 2021, 07:25 WIB
Ilustrasi: ratusan jamaah dengan mengenakan masker menjalankan shalat tarawih berjamaah di Masjid Agung An Nur Batu Merah, Kecamatan Sirimau , Ambon, Kamis (23/4/2020). (Sumber: KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menyambut Ramadan 1442 Hijriyah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid mengeluarkan edaran terkait tuntunan ibadah di masa pandemi Covid-19. 

Salah satunya terkait soal pelaksanaan ibadah salat tarawih selama bulan Ramadhan. Muhammadiya menghimbau agar salat tarawih dilakukan di rumah saja. Kecuali,  bagi suatu daerah yang sedang tidak memiliki penularan Covid-19.


“Kami cenderung pelaksanaan di rumah. Tapi bagi masyarakat yang memang sudah memiliki berbagai macam persiapan, baik sudah divaksin, masjidnya sudah disterilisasi, protokol dipenuhi, maka dengan pertimbangan yang sangat hati-hati, maka sebaiknya batasi yang datang ke masjid, maksimal 30 persen dari ruang yang tersedia,” jelas Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Senin (29/3/2021).

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 13 April 2021


Dalam pelaksanaannya pun, jika akan melakukan salat berjamaah di masjid, tetap menjaga jarak antar shaf, memakai masker, masjid digunakan terbatas hanya untuk warga sekitar, jumlah jamaah maksimal 30% ruangan, takmir secara berkala menerapkan sterilisasi dan protokol kesehatan.

Sebagai tambahan, anak-anak, lansia, orang yang sedang sakit maupun yang memiliki comorbid dilarang untuk datang ke masjid atas pertimbangan resiko.


Tuntunan Ibadah Ramadan ini, menurut Mu’ti,  patut dipatuhi oleh warga Persyarikatan, apalagi angka penularan Covid-19 di Indonesia masih berkisar di angka 12 persen, atau lebih tinggi 7 persen dari batas yang ditetapkan oleh WHO.

Baca Juga: Muhammadiyah Keluarkan Jadwal Puasa Ramadhan 1442 H Seluruh Provinsi di Indonesia, Ini Daftarnya

“Salat berjamaah itu bagus, tapi di situasi sekarang menghindari mafsadat itu lebih diutamakan,” jelasnya sambil membawakan hadis bahwa Nabi Muhammad lebih banyak melakukan salat tarawih di rumah bersama keluarganya.


Sementara terkait ide salat tarawih  dua gelombang yang diusulkan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla, Abdul Mu’ti menyatakan tak masalah dilakukan, namun persiapannya sangat sulit.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU