> >

Cegah Radikalisme Sejak Dini, Belajar Toleransi Harus Dimulai dari Rumah

Breaking news | 31 Maret 2021, 22:13 WIB
Rumah terduga teroris ZA di kawasan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Peneliti Terorisme dari Serve Indonesia Dete Aliyah mengatakan, saat ini radikalisme sudah menyasar anak-anak TK.

Sehingga orang tua harus berperan aktif dalam pendidikan anak.

Apalagi di masa pandemi ini, saat sekolah berlangsung di rumah dan lewat ponsel.

Baca Juga: Kapolri Sebut Terduga Teroris Mabes adalah Lone Wolf yang Terpapar Ideologi ISIS

"Orang tua tahu apa yang dilakukan anaknya. Jangan serahkan pendidikan ke sekolah saja dan ke handphone, " kata Dete dalam Breaking News Kompas TV, Rabu (31/03/2021).

Senada dengan Dete Aliyah, Guru Besar Universitas Bhayangkara Hermawan Sulistyo menegaskan belajar toleransi harus dimulai dari rumah.

Baca Juga: Terduga Teroris Mabes Polri Kelahiran 1995 dan Masih Lajang

Menurut Hermawan, gerakan terorisme berkedok jihad saat ini juga sudah berubah.

Dari yang awalnya mengebom barak tentara musuh saat perang, hingga aksi lone wolf lewat bom bunuh diri seperti ingin masuk surga sendiri.

"Dulu, gerakan jihad dilakukan dengan berdakwah. Kemudian ada yang merasa dakwah saja tidak cukup. Harus terjun ke politik untuk perjuangkan nilai-nilai Islam. Lalu ada lagi yang merasa politik saja tidak cukup. Mereka memilih jalan kekerasan, mengambil gak Tuhan untuk mencabut nyawa orang lain, " terang Hermawan dalam kesempatan yang sama.

Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU