Temuan Kasus TBC di Indonesia Menurun Selama Pandemi Covid-19, Ini Alasannya
Kesehatan | 29 Maret 2021, 11:10 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Sepanjang 2020 saat pandemi Covid-19, Kementerian Kesehatan hanya mencatat temuan 271.750 kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Angka ini turun signifikan dibandingkan temuan pada 2019, sebanyak 568.987 kasus TBC. Padahal, diperkirakan jumlah kasus TBC di Indonesia pada 2020 mencapai 840.000.
Mengapa demikian? Menurut Project Leader Zero TBC Yogyakarta sekaligus dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKM) UGM, Rina Triasih, pandemi Covid-19 menyebabkan sebagian besar sumber daya yang ada di masyarakat ditujukan untuk mengatasi penyakit ini. Akibatnya, penanggulangan penyakit lainnya menjadi terabaikan, termasuk TBC.
"Kondisi ini jadi tantangan bagi pemerintah yang menargetkan dapat mengeliminasi TBC pada 2030 mendatang," ujarnya, Senin (29/3/2021).
Baca Juga: Penderita TBC Khawatir Menjalani Pengobatan di Tengah Pandemi - BERKAS KOMPAS (1)
Ia mengungkapkan, masih banyaknya pasien TBC yang belum didiagnosis dan diobati, berarti masih banyak sumber penularan TBC di masyarakat. Apabila tidak tertangani dengan baik dan benar tidak hanya akan menambah jumlah kasus TBC baru, melainkan juga bisa meningkatkan angka kematian. Terlebih saat ini, Indonesia menjadi negara penyumbang kasus TBC terbesar kedua di dunia.
Program Zero TB Yogyakarta menggunakan pendekatan komprehensif " temukan, obati, dan cegah", untuk berkontribusi dalam mengeliminasi TBC, yang dimulai dari Yogyakarta. Upaya menurunkan kasus TBC tidak hanya dengan menemukan kasus dan melakukan pengobatan saja, tetapi juga dengan memberikan terapi pencegahan.
Beberapa laporan dan penelitian telah menunjukkan, bahwa eliminasi TBC pada 2030 tidak akan tercapai jika hanya mengobati pasien yang sakit TBC.
"Pemberantasan TBC bukan hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan saja, tetapi semua pihak, sehingga harus ada kerja sama dan sinergi lintas sektoral dalam penanganan TBC dan mewujudukan Indonesia bebas TBC 2030 mendatang," ucapnya.
TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobaterium tubercolusis. Penyakit ini menular melalui udara dari droplet penderita saat bersin, batuk, maupun berbicara. Kuman TBC mampu bertahan selama beberapa jam dalam kondisi lingkungan yang lembab dan gelap.
TBC dapat menginfeksi semua orang di segala usia dan dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti paru-paru, ginjal, usus, serta otak. Gejala TBC pada orang dewasa berupa batuk terus menerus selama dua sampai tiga minggu bahkan hingga batuk darah, berat badan menurun, tubuh tersa letih dan lesu, serta berkeringat di malam hari.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV