Kisah Almarhum Herman Lantang, Sahabat Soe Hok Gie yang Pernah Marah Kepada Istana
Sosok | 22 Maret 2021, 10:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV- Salah satu tokoh pendiri Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia (UI) Herman Onesimus Lantang, meninggal dunia, Minggu (21/3/2021) dini hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang Selatan, Banten. Herman meninggal dalam usia 81 tahun.
Herman Lantang adalah mantan mahasiswa jurusan Antropologi di Fakultas Sastra UI sekaligus pernah menjabat sebagai ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada era 60-an. Nama Herman Lantang, tersua dalam "Catatan Seorang Demonstran" yang ditulis Soe Hoek Gie, sahabatnya ketika sama-sama mahasiswa di UI.
Baca Juga: Universitas Indonesia Nilai Narasumber Diskusi Tentang Rasisme di Papua Tak Berimbang
Dalam salah satu catatannya, Gie pernah menuliskan kemarahan Herman saat Menko Pendidikan dan Kebudayaan Prijono meminta fakultas sastra mengirim 20 perempuan mahasiswi untuk nonton wayang di Istana Negara. Catatan yang ditulis 17 Januari 1966 itu, menyebut Herman tersinggung karena cara istana meminta 20 mahasiswi untuk ke Istana dinilai tidak punya perasaan.
"Seolah-olah sastra adalah tempat supply wanita untuk konsumsi istana," begitu Gie menuliskan kemarahan sahabatnya itu. Sastra yang dimaksud adalah fakultas sastra, tempat Herman dan kawan-kawan kuliah dan mengadakan kegiatan.
Soe Hok Gie menggambarkah Herman sebagai sebagai sosok puritan dalam soal moral dan perempuan. Karena tak memenuhi undangan Istana, Herman pun dipanggil Prijono. Namun dia tak ada karena sedang berada di rumah Nugroho bersama Gie.
Baca Juga: Mahasiswa UI Bakal Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law Cipta Kerja
Herman dan Soe Hok Gie adalah sahabat dalam pendakian gunung dan perjuangan kala mahasiswa. Herman Lantang lahir di Tomohon, Sulawesi Utara Utara pada 2 Juli 1940. Ketika Soe Hok Gie meninggal di Gunung Semeru, 16 Desember 1969, Herman yang memangku sahabatnya itu.
Meninggalnya Herman menjadi duka mendalam bagi para sahabat dan para pecinta alam di Indonesia. "Turut berduka cita atas wafatnya Bang Herman Lantang. Salah satu pelopor pendaki gunung dan penjelajah Indonesia “The Legend". Semoga amal ibadahnya diterima Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Firdaus Asikin, anggota Mapala UI, Senin (22/3/2021).
Jenazah Herman akan disemayamkan di Rumah Duka RS Harapan Kita Slipi, Jakarta Barat. Sementara pemakaman rencananya akkan dilaksanakan besok pagi Selasa (23/3/2021) di TPU Pondok Rangon Cibubur. Selamat jalan Bang Herman.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV