AstraZeneca Tiba di Indonesia, Bagaiman Realisasi Vaksinasi Sebelumnya?
Wawancara | 8 Maret 2021, 23:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pasokan vaksin Covid-19 tiba lagi di Bandara Internasional Soekarno Hatta Senin (8/3/2021) sore ini.
Vaksin AstraZeneca asal Inggris dan Universitas Oxford ini didatangkan melalui skema Covid-19 vaccine global access atau covax, kerjasama multilateral dengan aliansi global untuk vaksin dan imunisasi-Gavi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut negosiasi pengadaan vaksin ini dimulai sejak Oktober 2020 lalu dan akan tiba dalam bagian pertama hingga 11 juta dosis lebih.
Hingga Senin 8 Maret 2021, total vaksin yang tiba di Indonesia mencapai 39 juta dosis berbentuk vaksin jadi dan bahan baku.
Jenis AstraZeneca tiba sebanyak 1,1 juta dosis, sementara jenis Sinovac hingga tahap ke lima sebanyak 38 juta dosis.
Kementerian Kesehatan mengonfirmasi total vaksinasi saat ini mencapai 3,5 juta orang, gabungan penerima dosis pertama dan kedua.
Total target vaksinasi mencapai 181,5 juta orang hingga akhir Desember 2021 nanti.
Vaksinasi tahap kedua saat ini mulai digelar di sejumlah instansi aparat sipil negara (ASN,).
Sekjen Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi menyebut vaksinasi tahap kedua di sektor pelayanan publik dan lansia diharapkan rampung akhir bulan Mei 2021.
Selain pengadaan empat jenis vaksin dari kerja sama luar negeri, Indonesia juga mengembangkan vaksin merah putih.
Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Amin Soebandrio menyebut izin penggunaan emergensi vaksin merah putih ditargetkan keluar pada pertengahan tahun 2022.
2 Maret lalu, pemerintah menerima 10 juta vaksin dosis vaksin bahan baku Sinovac, lalu diproses Bio Farma menjadi 8 juta dosis vaksin jadi.
Tahap pertama dan kedua vaksinasi di Indonesia sendiri menyasar tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, pejabat negara hingga masyarakat pelaku ekonomi hingga sekitar 40 juta orang.
Namun sejauh mana realisasi vaksinasi bagi 181,5 juta masyarakat yang ditarget pemerintah rampung hingga akhir tahun ini?
Simak pembahasan bersama dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Hermawan Saputra, dan Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Amin Soebandrio.
Penulis : Reny-Mardika
Sumber : Kompas TV