Jhoni Allen Blak-blakan, Bongkar Cara SBY Kudeta Anas Urbaningrum dari Kepemimpinan Partai Demokrat
Politik | 1 Maret 2021, 14:32 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Politikus senior Jhoni Allen Marbun menjadi salah satu kader yang dipecat oleh DPP Partai Demokrat baru-baru ini bersama enam kader lainnya.
Ia pun tak tinggal diam atas pemecatan tersebut. Jhoni Allen lantas memilih buka suara, terutama menyangkut tuduhan kudeta di tubuh Partai Demokrat.
Baca Juga: Politikus Partai Demokrat: Tanpa SBY Tak Akan Eksis Partai Ini
Ia menyampaikan pandangannya melalui sebuah video berdurasi 9 menit. Video tersebut kemudian tersebar luas di media sosial.
Oleh akun bernama Sidoel Jak, video itu bahkan diunggah ke kanal Youtube.
Secara blak-blakan, Jhoni menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah orang yang justru melakukan kudeta di tubuh Partai Demokrat.
Waktu itu, SBY melakukan kudeta terhadap kepemimpinan Anas Urbaningrum.
Politikus dari Dapil Sumatera Utara ini menceritakan kuedeta itu berawal saat Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat berdasarkan hasil kongres pada 2010.
Baca Juga: Marzuki Alie: Nanti Saya Buka Satu-Satu Pembohongnya SBY
Dalam perjalanannya, Anas Urbaningrum kemudian tersandung kasus hukum. Ketika itu, kata Jhoni, status Anas Urbaningrum belum menjadi tersangka.
Lalu, SBY yang saat itu sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat lantas mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Anas. Caranya, dengan membentuk Presidium.
Baca Juga: Disebut Pengkhianat, Marzuki Ali Minta SBY Tidak Merasa Benar Sendiri
Setelah Anas Urbaningrum menjadi tersangka, Jhoni melanjutkan, digelarlah KLB pertama untuk memilih ketua umum, guna melanjutkan sisa kepemimpinan Anas.
Menurut Jhoni, saat itu SBY menyatakan hanya akan melanjutkan kepemimpinan Anas Urbaningrum.
Agar upaya itu berjalan mulus, Jhoni mengaku diperintah SBY untuk membujuk Marzuki Alie yang saat itu menjadi Ketua DPR untuk tidak maju mencalonkan diri jadi ketua umum Partai Demokrat.
Baca Juga: Moeldoko Tepis Tudingan SBY Soal Isu Kudeta Demokrat
Kemudian, pada Kongres 2015, Jhoni menuding SBY melakukan rekayasa agar menjadi calon tunggal. Sampai akhirnya SBY benar-benar terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat.
Lima tahun berikutnya atau pada Kongres 2020, Jhoni menyebut, SBY kembali melakukan rekayasa dengan membuat aturan soal tata tertib acara.
"Pembahasan dan penetapan tata tertib acara tidak dilakukan, di mana salah satu isinya membatasi syarat dan tata cara pencalonan calon ketum. Selain itu, tidak ada LPJ dari Ketua," ujar Jhoni yang dikutip pada Senin (1/3/2021).
Baca Juga: Ini Latar Darmizal Rencanakan KLB Partai Demokrat
Berikutnya, Jhoni menuturkan, SBY mendesain para ketua DPD agar mendeklarasikan putranya, Agus Harimurti Yudhyono (AHY), sebagai calon ketua umum.
"Itulah yang mereka sebut aklamasi. Makanya AHY berada di puncak gunung tetapi tidak pernah mendaki," kata Jhoni.
Tapi selama kepemimpinan AHY, kata Jhoni, Partai Demokrat mengalami krisis kepemimpinan.
Baca Juga: Senior Partai Demokrat Nilai Pemecatan Kader yang Ingin KLB Bentuk Keputusan Orang Sedang Panik
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV