SBY Turun Gunung Buat Pastikan Pembantu Dekat Presiden Jokowi Terlibat Kudeta Partai Demokrat
Politik | 24 Februari 2021, 21:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulai angkat bicara terkait upaya kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat.
Setelah menjabat sebagai ketua majelis tinggi partai, SBY jarang muncul ke publik, bahkan setelah isu kudeta muncul, mantan Ketum Partai Demokrat ini juga tak pernah menyatakan pendapatnya di muak umum.
Namun kali ini SBY terpaksa turun gunung untuk menyatakan pandangannya terkait kudeta Partai Demokrat dan dugaan adanya pihak ekternal yang ikut menunggangi.
Baca Juga: SBY Peringatkan Berbagai Pihak yang Ingin Ambil Alih Partainya: Partai Demokrat Not For Sale!
Dalam pengamatannya SBY meyakini, ada peran pihak istana dalam kudeta Partai Demokrat. Pihak istana yang dimaksud yakni Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Menurutnya keterlibatan Moeldoko dalam kudeta Partai Demokrat dilakukan tanpa sepengetahuan Presiden Joko Widodo.
Namun keberadaan Moeldoko dalam aksi mengambil alih kepemimpinan partai dapat merugikan nama Presiden Jokowi.
Selain meyakini Kepala KSP ikut terlibat, SBY juga mendapatkan informasi adanya pencatutan nama sejumlah pejabat negera.
Baca Juga: Herman Khaeron: Tidak Ada Alasan Mendasar untuk KLB Partai Demokrat
Seperti Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
"Partai Demokrat tetap percaya bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul-betul tidak tahu-menahu dan tidak masuk di akal jika ingin mengganggu Partai Demokrat," ujar SBY , dalam video yang dirilis, Rabu (24/2/2021).
Lebih lanjut SBY mendukung langkah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyurati Jokowi terkait upaya kudeta.
Baca Juga: AHY Dapat Sinyal Selain Kudeta Hubungan SBY dan Jokowi Ingin Dipecah Belah
Ia menilai langkah tersebut sebagai sikap Partai Demokrat untuk memastikan pejabat istana tidak terlibat dalam upaya kudeta kepemimpinan partai.
Meskipun Partai Demokrat memiliki keyakinan bahwa tidak ada keterlibatan pemimpin dan pejabat dalam upaya merebut kepemimpinan partai.
Di sisi lain, SBY tidak sependapat dengan pernyataan Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang menyebut isu kudeta di partainya merupakan persoalan internal.
Menurut SBY, berdasarkan dari laporan dan kesaksian kader, termasuk keterlibatan aktif Moeldoko, sudah jelas bahwa upaya kudeta di partainya itu bukan masalah internal.
Baca Juga: AHY: Kelompok Kudeta Masih Berupaya Mereka Pakai Pola Kuno
"Nyata sekali gerakan pendongkelan kepemimpinan Partai Demokrat itu bukan hanya masalah internal tetapi ada pelibatan unsur eksternal dan unstur eksternal itu paling tidak adalah seorang pejabat penting di pemerintahan," ujar SBY.
Upaya kudeta di Partai Demokrat ini pertama kali diungkap oleh AHY dalam konferensi pers pada Senin (1/2/2021) lalu.
Saat itu AHY menyebut ada gerakan yang ingin merebut kepemimpinannya di Partai Demokrat dengan menyelenggarakan kongres luar biasa. Kemudian menjadikan Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024.
Baca Juga: Mantan KSP: Bisa Saja Moeldoko Korban Bagi Oknum yang Ingin Ganggu Demokrat
Demokrat menyebut gerakan itu melibatkan Moeldoko serta sejumlah kader dan mantan kader. Sejumlah nama yang mencuat yakni Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.
Moeldoko telah membantah tudingan tersebut. Ia mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV