Terawan Kembangkan Vaksin Corona Nusantara, Bisa Bertahan Lama, Aman, dan Murah
Kesehatan | 18 Februari 2021, 01:00 WIBBaca Juga: Vaksin Nusantara, Uji Klinis Tahap Kedua Dilaksanakan
Bersifat Personal
Kelebihan lainnya, sel dendritik bersifat personal karena baru diproses setelah diambil dari masing-masing orang yang akan divaksin.
Hal itu dapat menghemat produksi massal yang berpotensi adanya stok sisa dan terbuang.
"Jadi pasien yang memang membutuhkan, baru dibuat maka akan menghindari adanya bahan-bahan dan stok yang tidak terpakai," katanya.
Selain itu, pengelolaan vaksin dinilai cukup sederhana dan efisien karena dapat memotong biaya penyimpanan dan pengiriman.
"Karena kan mahal sekali, vaksin harus ada cooler box kalau dipindahkan ke tempat lain harus diatur suhunya, peralatannya mahal jadi yang bisa dipotong alur-alur seperti itu sehingga pemberian vaksin personalize ketika ada pasien yang mau vaksin baru diambil darahnya kemudian diolah itu menjadi efisien," ujarnya.
Bisa Jadi Alternatif
Ia mengungkapkan, vaksin Nusantara bisa menjadi alternatif bagi pasien yang tidak masuk kriteria vaksinasi selama ini.
"Salah satu alternatif untuk orang-orang yang tidak bisa masuk kriteria vaksin karena banyak dengan penyakit berat. Misalnya kanker, dengan dendritik dimungkinkan bisa vaksin," lanjutnya.
Vaksin Nusantara rencananya akan diproduksi massal dari sel dendritik yang sudah diambil.
"Targetnya produksi massal sekitar jutaan dosis, sebanyak-banyaknya. Tapi yang penting lolos uji dulu. Untuk itu, mohon support dan doanya," tambahnya.
Menurutnya, bahan baku pengolahan Vaksin Nusantara cukup mudah dan bisa dikirim ke beberapa fasilitas kesehatan.
"Kita harapkan metode ini bisa di-share ke beberapa tempat di Indonesia supaya bisa dibuat juga," ungkapnya.
Proses pengambilan sampel dendritik hingga menjadi vaksin, membutuhkan waktu sekitar seminggu.
Baca Juga: Uji Klinis Tahap Kedua Vaksin Nusantara
Penulis : Fadhilah
Sumber : Kompas TV