> >

Mahfud MD Ingatkan Zaman JK juga Banyak Pengkritik Pemerintah Ditangkap: Inilah Demokrasi

Peristiwa | 14 Februari 2021, 22:26 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menko Polhukam Mahfud MD angkat bicara merespons pertanyaan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) soal bagaimana caranya agar mengkritik agar tidak dipanggil oleh polisi.

Mahfud menyadari bahwa pemerintah dihadapkan pada dilema saat adanya kritik dari masyarakat.

"Kalau ditindak dibilang diskriminatif, kalau tidak ditindak itu menjadi liar," katanya dalam video yang diterima Kompas.tv, Minggu (14/2/2021).

Baca Juga: Tanggapi Jokowi, Jusuf Kalla: Bagaimana Caranya Kritik Pemerintah Tanpa Dipanggil Polisi?

Bahkan, lanjut Mahfud, dilema pemerintah soal kritik juga terjadi saat JK masih menjabat wapres.

"Karena sejak zaman Pak JK masih menjadi wapres, kritik juga berseliweran dan pemerintah dihadapkan pada dilema," ujar Mahfud.

"Kan pak JK yang menyatakan sekarang ini kalau ngeritik takut dipanggil polisi, padahal nyatanya juga tidak," sambungnya.

Mahfud lantas mencontohkan bahwa era JK menjadi wapres, polisi juga menangkap para pelaku yang sering kali mengkritik pemerintah.

"Di zaman Pak JK tuh kita masih ingat ada misalnya Saracen, ada Muslim Cyber Army, ada Piyungan, sampai setiap hari itu menyerang pemerintah. Kan ada di zaman Pak JK juga. Ketika mau ditindak orang ribut, ketika tidak ditindak juga orang ribut," tegas Mahfud.

Namun begitu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyadari bahwa hal tersebut merupakan sikap demokrasi dalam bernegara.

"Inilah demokrasi. Oleh sebab itu, pemerintah mengambil hal-hal yang sifatnya kritik saja. Kritik kita masukan dalam pertimbangan-pertimbangan kebijakan," tuturnya.

Mahfud juga mengaku pemerintah tidak bisa menghalangi masyarakat untuk melapor jika merasa dirugikan terkait kritik tertentu.

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU