Habitat Hewan Terancam Akibat Limbah Masker Sekali Pakai
Peristiwa | 6 Februari 2021, 20:07 WIBJAKARTA, KOMPAS.COM - Meski dinilai efektif dalam pencegahan penularan Covid-19, masker medis ternyata membawa dampak yang berbahaya bagi lingkungan. Sebabnya adalah limbah masker itu mengancam habitat hewan.
Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes), seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (06/02/2021), pada tahun 2019 ada sekitar 295 ton limbah medis dibuang tiap harinya.
Baca Juga: Kasus Covid Terus Naik, TNI Polri Bagi 50 Ribu Masker
Sepanjang pandemi Covid-19 jumlah limbah itu meningkat 30 persen atau setara 383 ton per hari. Masker medis turut menyumbang kenaikan angka tersebut karena termasuk limbah medis.
Ashley Fruno dari kelompok hak asasi hewan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) mengungkap, masker wajah yang dibuang dapat merusak lingungan dan hewan yang hidup di bumi, seperti dilansir dari CNA.
"Ketika masker wajah dibuang, barang tersebut dapat merusak lingkungan dan hewan yang juga hidup di bumi."
Di Malaysia misalnya, monyet kecil terlihat sedang mengunyah tali masker yang sudah menjadi sampah. Hal tersebut berpotensi membuat monyet tersedak.
Di Inggris, seekor burung camar dilaporkan tidak bisa bergerak selama seminggu karena terjerat oleh tali masker sekali pakai.
Tali tersebut melilit bagian kaki burung dan membuat persendiannya bengkak.
Baca Juga: Kemenkes: 359 Pengungsi Gempa dan Sukarelawan Positif Corona
Seorang konservasionis di Brasil bahkan menemukan masker di dalam perut penguin yang sudah mati. Ada pula ikan buntal yang mati di pantai Miami karena terperangkap masker.
Para pegiat lingkungan mendesak masyarakat dunia untuk membuang masker dengan benar dan memotong talinya untuk mengurangi risiko hewan terjerat.
OceansAsia, organisasi konservasi laut, mengampanyekan penggunaan masker yang bisa dicuci agar dapat mengurangi sampah masker sekali pakai. Organisasi itu juga meminta pejabat negara memberikan denda pada orang-orang yang membuang sampah sembarangan.
Penulis : Danang-Suryo
Sumber : Kompas TV