Epidemiolog UGM Sebut Angka Covid-19 di Tembus 1 Juta Kasus Belum Puncak Kurva Pandemi
Update | 29 Januari 2021, 07:00 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Epidemiolog UGM , Riris Andono, menyebutkan total angka yang menembus 1 juta kasus Covid-19 di Indonesia belum merupakan puncak kurva pandemi. Sekalipun, total kasus ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang angka kasus Covid-19 mencapai lebih dari satu juta.
"Ini menunjukkan penularan Covid-19 di Indonesia belum bisa dikendalikan dan perlu kebijakan yang lebih serius untuk mengatasinya,” ujar Riris, Kamis (28/1/2021).
Ia tidak menampik kurva pandemi Covid-19 sempat melandai. Namun, saat mobilitas penduduk mulai longgar, maka tingkat penularan pun meningkat sampai kapasitas rumah sakit tidak lagi mampu menampung pasien.
Baca Juga: Tembus 1 Juta Kasus Covid-19, Wakil Ketua MPR: Bukan Saatnya Banggakan Keberhasilan
Menurut Riris, saat ini kasus Covid-19 di Indonesia sedang dalam periode menanjak tinggi karena penularan sudha meluas di masyarakat.
“Ketika penularan sudah masif seperti sekarang, penerapan 3M tidak lagi cukup,” ucapnya.
Riris juga menilai Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali pada 111 sampai 25 Januari 2021 tidak cukup efektif untuk menekan penularan Covid-19. Sebab, tingkat mobilitas masyarakat tidak berubah, terbukti dengan tembusnya 1 juta kasus Covid-19.
Pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan atau keramaian sampai pukul 19.00 juga tidak berpengaruh jika jumlah pengunjung tidak berkurang signifikan.
“Yang lebih penting bukan durasinya diperpendek, tetapi lebih pada seberapa banyak orang per satuan waktu yang ada di tempat tersebut,” kata Riris.
Ia berpendapat kebijakan yang setengah-setengah justru menjadi kontraproduktif dan masyarakat juga tidak percaya dengan PPKM karena masyarakat lebih susah dan kasus justru meningkat.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV