> >

Beda Pandangan Walhi dan KLHK Terkait Penyebab Banjir Bandang di Kalimantan Selatan

Sapa indonesia | 22 Januari 2021, 23:11 WIB

KOMPAS.TV - Nestapa bencana banjir yang merendam melanda Kalimantan Selatan berdampak pada 300.000 warga dan memaksa 60.000 lebih warga mengunggsi.

Polemik penyebab banjir bandang Kalsel ini masih menjadi teka teki. Bareskrim Polri pun turun tangan untuk menyelidiki pemicu banjir bandang.

Pihak Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan, membenarkan adanya penyelidikan banjir di Kalsel oleh polisi.

Organisasi Pemerhati Lingkungan Walhi Kalsel, mendesak pemerintah pusat bertindak tegas atas dugaan kerusakan lingkungan Kalsel.

Direktur Walhi Kalsel Kisworo Dwi Cahyono, mendukung penyelidikan yang dilakukan kepolisian untuk mengungkap dugaan pidana perusakan lingkungan akibat alih lahan.

Dari Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luas hutan seluruh Pulau Kalimantan pada 2014 lalu, tercatat sebesar 28.160 hektar, lalu berkurang menjadi 26.563 hektar di tahun 2018.

Sementara untuk daerah aliran Sungai Barito yang melintasi 4 provinsi di Kalimantan, tercatat seluas 6,2 juta hektar.

Kementerian Kehutanan mengakui hanya 18,2 persen dari luas das barito yang berhutan, dan sisanya 81,8 persen, tidak berhutan. Sementara di Kalimantan Selatan, luas hutan pada 2014 tercatat sebesar 940, 3 hektar dan menjadi 840,9 hektar di 2018.

Selain menipisnya tutupan hutan dan intensitas hujan yang tidak tertampung Daerah aliran sungai, KLHK juga mengungkap adanya luas areal bekas tambang terlantar di  Kalimantan Selatan.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Karliansyah menyebut jika menilik dari data BMKG, curah hujan di Kalimantan Selatan sangatlah tinggi. 

#BanjirKalsel #KompasTV

Penulis : Anjani-Nur-Permatasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU