Koordinasi Selalu Jadi Kendala, Komisi VIII Godok Revisi UU Penanggulangan Bencana
Sapa indonesia | 19 Januari 2021, 12:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah bencana non-alam covid-19 yang masih belum terkendali dan duka atas kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, bencana demi bencana menerpa Indonesia di awal tahun.
Dari 1 Januari hingga 18 Januari ini, tercatat ada 154 kejadian bencana di tanah air.
Bagaimana memastikan tanggap darurat mampu menyelamatkan, memulihkan dan memenuhi hak dasar korban bencana yang silih berganti?
Kita membahasnya bersama Sekretaris Ikatan Ahli Bencana sekaligus Deputi Pencegahan Bencana BNPB, Lilik Kurniawan, Anggota Komisi VIII DPR, yang membidangi masalah sosial, Maman Imanulhaq.
9 Januari, bencana longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang, dipicu oleh hujan deras.
Operasi pencarian oleh Tim SAR selama 10 hari terakhir, telah berhasil menemukan seluruh korban longsor yang tertimbun, sebanyak 40 jenazah.
Berbarengan dengan bencana longsor di Sumedang, terjadi pula banjir yang melanda sejumlah wilayah Kota dan Kabupaten di Kalimantan Selatan.
Banjir yang meluas di Kalimantan Selatan, mengakibatkan puluhan ribu warga terdampak, ribuan rumah dan fasilitas umum terendam banjir, dan sejumlak akses jalan dan jembatan terputus.
Hanya berselang sepekan, 16 Januari 2021, banjir dan tanah longsor yang dipicu cuaca ekstrem terjadi di Manado, Sulawesi Utara.
Sedikitnya enam orang meninggal dunia akibat longsor di wilayah Manado.
Bencana besar kembali terjadi. Gempa bermagnitudo 5,9 dan bermagnitudo 6,2 menggguncang wilayah Sulawesi Barat dua hari berturut-turut, pada 14 dan 15 januari 2021.
Terhitung senin 18 januari, BNPB mencatat 84 orang meninggal dunia.
Ancaman bencana belum berhenti melanda tanah air.
Ribuan jiwa terancam bahaya oleh potensi bencana akibat kenaikan aktivitas vulkanik sejumlah gunung berapi.
Gunung semeru di wilayah Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi sabtu (16/01) sore.
Penulis : Dea-Davina
Sumber : Kompas TV