GeNose Bisa Pangkas Ketergantungan PCR Covid-19 Impor, Ini Alasannya
Update corona | 15 Januari 2021, 18:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/ BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan GeNose sebagai alat deteksi Covid-19 untuk screening kasus Covid-19 bisa memangkas ketergantungan terhadap Polymerase Chain Reaction (PCR). Artinya, GeNose sebagai inovasi dalam negeri bisa mengurangi ketergantungan terhadap alat screening dari luar negeri.
“Di awal pandemi Covid-19, pemerintah banyak mendatangkan alat screening Covid-19 dari berbagai negara tanpa standar yang jelas jadi saat di lapangan kerap tidak akurat,” ujarnya dalam siaran pers Webinar Kemenrsitek/BRIN bertajuk GeNose Inovasi Teknologi Kemandirian Alat Kesehatan Anak Bangsa, Jumat (15/1/2021).
Ia menjelaskan GeNose menjadi terobosan karena dalam screening tidak berbasis antibodi atau antigen, melainkan berbasis senyawa volatile organic compound (VOC). Melalui senyawa ini dapat digunakan untuk membedakan antara orang yang terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Baca Juga: Kali Ini, Giliran Polisi di DIY yang Coba GeNose
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono menilai GeNose merupakan inovasi anak bangsa yang berkontribusi dalam mewujudkan kemandirian alat kesehatan nasional. Pemerintah sangat mendukung alat ini.
“Tetapi untuk pengembangan alat kesehatan perlu uji validasi, saat ini sensitivitas dan spesifitas GeNose lebih dari 90 persen dan harus dikaji lebih lanjut uji validasinya,” ucapnya.
Kementerian Kesehatan akan turun tangan membantu uji validasi GeNose di Badan Litbangkes Kemenkes. Hasil uji validasi bisa membantu memperoleh standar yang lebih baik dan menyempurnakan produksi GeNose selanjutnya.
Baca Juga: GeNose C19 Alat Pendeteksi Covid-19 Menuju Produksi Massal
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV