> >

Sriwijaya Air SJ 182 Diduga Tak Meledak di Udara, tapi Hancur karena Benturan ke Laut

Peristiwa | 11 Januari 2021, 18:38 WIB
Pantauan udara dari pesawat angkut sedang CN-295 dalam misi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di atas perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021) (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diduga tidak meledak di udara, melainkan hancur karena membentur permukaan laut.

Dugaan tersebut dikatakan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono.

Menurutnya, pesawat rute Jakarta-Pontianak itu diperkirakan jatuh dalam keadaan utuh dan tidak meledak di udara.

Baca Juga: 17 Kantong Jenazah dan 53 Sampel DNA Korban Sriwijaya Air Sudah Diterima RS Polri

"Iya (pesawat hancur karena benturan di air), bukan karena ledakan di udara," kata Soerjanto saat dihubungi Kompas TV, Minggu (10/1/2021) malam.

Soerjanto mengungkapkan, serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dalam keadaan normal. Artinya, tidak ada indikasi kehancuran akibat ledakan di udara.

"Serpihan-serpihan yang ditemukan itu masih tidak ada indikasi-indikasi sesuatu yang tidak normal, semuanya masih normal saja. Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kerusakan, ya memang hancur, tapi hancurnya natural karena benturan ke air," ujar Soerjanto.

Meskipun begitu, KNKT baru bisa menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah menemukan black box (kotak hitam).

Black box ini merupakan salah satu alat yang paling penting di dalam badan pesawat.

Benda ini biasa dicari oleh tim pencari jika dilaporkan ada pesawat yang hilang kontak.

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU