ITAGI: Vaksinasi Tidak Jamin 100 Persen, tapi Kalau Kena Covid-19 Tidak Berat
Peristiwa | 11 Januari 2021, 17:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Vaksinasi covid-19 akan segera dilaksanakan setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan lampu hijau.
Namun, menurut Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof.Dr.Sri Rezeki Hadinegoro, pemberian vaksin tidak menjamin 100 persen bebas dari Covid-19. Namun bila tetap terinfeksi Covid-19 tidak parah.
"Vaksinasi tidak menjamin 100 persen terkena Covid-19. Tapi, kalau kena juga tidak berat karena sudah imun," katanya dalam konferensi pers yang diadakan oleh BPOM di Jakarta, Senin (11/1/2021).
Karena itu, katanya, meski sudah divaksin harus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti tetap menggunakan masker.
Baca Juga: Hal yang Wajib Dilakukan Setelah Mengikuti Vaksinasi di DIY
Sri memberikan ilustrasi anak yang sudah divaksin BCG untuk TBC. Meski begitu, bisa saja si anak terkena lagi apabila dekat dengan ayahnya yang menderita TBC. "Kalau si ayah ngelonin tiap malam, bisa kena," katanya. Namun, karena sudah ada imunisasi, maka tidak akan terlalu parah.
Sri juga mengingatkan bahwa vaksinasi bisa saja menyebabkan bengkak di bagian tubuh yang disuntik. Karena itu, jarum suntik harus masuk ke otot. "Jarum suntik jangan pendek, harus mauk ke otot," ujarnya.
Baca Juga: Luhut Pastikan Vaksinasi Covid-19 Akan Dimulai Rabu 13 Januari 2021
Pada kesempatan yang sama, Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM Indonesia menyetujui dan memberi ijin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) bagi vaksin CoronaVac buatan Sinovac, China.
Kepala BPOM Dr. Penny Lukito menyatakan,”Pada hari ini, Senin 11 Januari 2021, BPOM memberi persetujuan penggunaan darurat vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech yang bekerja sama dengan Bio Farma,”
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV