Pengamat Penerbangan Jelaskan Soal Sinyal ELT Milik Sriwijaya Air yang Diduga Tidak Memancar
Breaking news | 10 Januari 2021, 01:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menyebutkan, sebuah pesawat jatuh penyebabnya tidak selalu sama.
"Penyebab jatuh bisa berbeda-beda," kata Gerry saat diwawancara "Breaking News" Kompas TV, Sabtu (9/1/2021).
Namun setidaknya, kata Gerry, ada tiga sebab. Pertama karena cuaca, kedua karena disorientasi kru dan ketiga karena kesalahan teknis.
Gerry juga menyebutkan, usia pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 sekitar 26 tahun. "Rata-rata masih baik,"katanya.
Sebelumnya, Pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak, Sabtu (9/1/2020).
Badan SAR Nasional (Basarnas) membenarkan pesawat hilang kontak sekitar pukul 14.55 dan jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, 3 mil dari Tanjungkait, Tangerang, Banten.
Gerry Soejatman juga menilai emergency location transmitter (ELT) menjadi salah satu persyaratan sebelum pesawat layak terbang.
Pasalnya, ELT ini memberikan lokasi jika pesawat dalam keadaan bahaya. Termasuk saat pesawat jatuh.
Sinyal ELT ini jugalah yang menjadi acuan tim SAR untuk melakukan pencarian jika pesawat jatuh di laut dan untuk menemukan puing pesawat serta korban.
Selain itu, dari sinyal ELT tim pencari dapat menetukan gambaran lokasi yang menjadi daerah prioritas pencaran. Seperti arus ombak serta ke dalaman laut.
Penulis : Anjani-Nur-Permatasari
Sumber : Kompas TV