Biofarma Ungkap Kandungan Vaksin Corona Sinovac yang Mulai Didistribusikan ke 34 Provinsi
Update corona | 3 Januari 2021, 22:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - PT Biofarma mulai mendistribusian vaksin corona (Covid-19) buatan Sinovac ke 34 provinsi di Indonesia mulai Minggu (3/1/2021).
Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Biofarma Bambang Herianto memastikan bahwa rantai dingin dari 2-8 derajat celcius untuk program distribusi sudah disiapkan sehingga perjalanan dari Biofarma ke masing-masing provinsi diharapkan lancar.
"Semua rantai dingin di 2 derajat celcius sampai 8 derajat celcius, insya Allah kita sudah siap, sehingga vaksin nanti yang akan digunakan di masyarakat benar-benar terjamin mutu dan kualitasnya dapat dijaga rantai dingin pendistribusiannya sampai dengan di Puskesmas atau bila perlu nanti di posyandu," ujar Bambang dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, Minggu (3/1).
Baca Juga: Netizen Heboh NIK Jokowi Tak Masuk Penerima Vaksin Tahap Pertama, Ini Penjelasan Jubir
Bambang mengatakan, vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi mendatang bukan vaksin yang digunakan untuk uji klinis.
Kemasan vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi corona mendatang berjenis vial single dose dan tidak ada penandaan 'only for clinical trial'.
Adapun vaksin uji klinis memiliki kemasan PFS, di mana jarum suntik dan wadah vaksin terpisah serta terdapat penanda 'only for clinical trial'.
"Jadi vaksin covid-19 saat ini sudah berada di Biofarma, dan akan digunakan untuk program vaksinasi nantinya akan menggunakan vaksin yang telah mendapat izin penggunaan dari Badan POM sehingga kemasannya pun akan berbeda dengan vaksin yang digunakan untuk keperluan uji klinis," jelasnya dikutip dari Kontan.co.id.
Kandungan vaksin Covid-19 dari Sinovac lainnya ialah alumunium hidroksida sebagai adjuvant untuk meningkatkan kemampuan vaksin, kemudian larutan fosfat sebagai penstabil dan larutan garam atau natrium klorida (NaCL) sebagai isotonis.
"NaCL sebagai isotonis untuk memberikan kenyamanan dalam penyuntikan, larutan garam tentu memenuhi standar farmasi. Vaksin ini diproduksi tidak menggunakan pengawet. Dan tidak mengandung bahan lain seperti boraks, formalin dan merkuri. Ini sudah diuji di bawah pengawasan BPOM," ujar Bambang.
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV