Klaster Covid-19 di Sekolah Bermunculan, Belajar Tatap Muka Saat Pandemi Masih Berisiko Tinggi
Sapa indonesia | 6 Desember 2020, 11:40 WIBKOMPAS.TV - Pembelajaran tatap muka di sejumlah daerah yang rencananya akan dilaksanakan Januari 2021, terancam ditunda. Ketidakpastian pelaksanaan pembelajaran tatap muka itu muncul, karena kasus penularan covid-19 di lingkungan sekolah semakin meluas.
Di Jepara, Jawa Tengah, ada belasan siswa SMP yang diketahui terkonfirmasi positif covid-19, setelah pihak sekolah melakukan tes usap kepada sejumlah siswa seusai melakukan uji coba tatap muka.
Bupati Jepara langsung mengevaluasi seluruh rangkaian proses simulasi pembelajaran tatap muka, termasuk nantinya para guru dan siswa akan dites usap seusai melakukan simulasi pembelajaran tatap muka.
Kasus covid-19 di lingkungan sekolah juga terjadi di Blitar, Jawa Timur. 2 siswa SMA 1 Blitar terkonfirmasi positif covid-19, diduga karena tertular covid-19 dari orang tuanya.
Pihak sekolah langsung menutup seluruh aktivitas untuk sementara. Ke 2 siswa tersebut saat ini menjalani isolasi di gedung karantina, sementara seluruh siswa yang sekelas dua pelajar tersebut diminta isolasi selama 14 hari.
Kasus covid-19 di lingkungan sekolah tak hanya menimpa siswa.
Di Gorontalo, sebanyak 53 guru terkonfirmasi positif covid-19 setelah menjalani tes usap. Mereka kini diisolasi di salah satu hotel yang disiapkan Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Pembelajaran jarak jauh yang terlalu lama dinilai akan berisiko pada kesehatan mental pada anak.
Namun, membuka sekolah di masa pandemi juga memunculkan perdebatan akan keamanan anak dan risiko penularan covid-19 di sekolah.
Lalu, apakah rencana sekolah tatap muka di awal tahun 2021 akan tetap dilanjutkan?
Simak dialog berikut bersama Kabiro Kerjasama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Evy Mulyani, Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda, serta Pakar Otonomi Daerah, Djohermansyah Djohan.
Penulis : Anjani-Nur-Permatasari
Sumber : Kompas TV