Pandemi Tak Kunjung Reda, Ketua DPR Minta Pemerintah Evaluasi Strategi Menyeluruh
Indonesia update | 3 Desember 2020, 16:31 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Sebaliknya, data terbaru menunjukkan jumlah penularan penyakit ini cenderung meningkat bahkan menembus rekor 6.000 kasus baru per hari pada akhir November.
Akibatnya, sejumlah rumah sakit dilaporkan penuh. Atas kondisi itu, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani mengungkapkan keprihatinannya, serta meminta pemerintah agar segera melalukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi penanganan Pandemi Covid-19 yang sudah menjelang bulan kesepuluh di Indonesia.
Baca Juga: Pariwisata dan Pandemi Covid-19 di Indonesia
“Dengan tembusnya rekor baru, pemerintah harus evaluasi menyeluruh strategi penanganan pandemi ini untuk menemukan bagian apa lagi yang harus kita gencarkan. Selama ini upaya penanggulangannya sudah luar biasa, termasuk peran tenaga kesehatan dan masyarakat. Tapi, pemerintah harus jadi motor penggerak untuk melahirkan usaha yang lebih dari luar biasa,” ungkap Puan dalam keterangannya, Rabu (3/12/2020).
Padahal, anggaran untuk menangani Covid-19 sudah sangat besar. Tapi, pemerintah harus menangkap kekhawatiran masyarakat akibat pandemi ini.
Terlebih angka penularan dan korban jiwa sangat tinggi, termasuk catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menyebutkan 180 dokter meninggal akibat Covid-19 hingga awal Desember 2020.
Baca Juga: Dianggap Berjasa, Brimob Polri Anugerahkan Tanda Kehormatan Buat Puan Maharani
Puan mendorong pemerintah menguatkan pencegahan dari sisi hulu. Misalnya dengan memperluas bantuan vitamin dan jamu agar kesehatan dan daya imunitas masyarakat terjaga.
Langkah ini dinilai penting dilakukan sambil menunggu tersedianya vaksin sebagai salah satu langkah penanggulangan Covid-19.
“Negara harus hadir membantu masyarakat. Pertimbangkan lakukan pencegahan dengan meningkatkan imunitas, berikan vitamin dan jamu herbal pada masyarakat untuk meningkatkan daya imunnya,” kata politisi PDI Perjuangan tersebut.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV