Jokowi: Terima Kasih MUI Telah Jadi Jembatan Antara Ulama dan Umaro
Politik | 27 November 2020, 00:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang selama ini menjadi jembatan antara para ulama dan umaro (pemerintah).
"Pada kesempatan yang baik ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran pengurus MUI pusat dan daerah di seluruh Indonesia, atas perannya jadi jembatan komunikasi antara ulama dengan pemerintah, antara ulama dan umaro," ujar Jokowi.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional ke-10 Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara virtual, Kamis (26/11/2020).
Baca Juga: Temui Kapolda Metro Jaya, Ulama: Jangan Sungkan Tindak Pelanggar Prokes Meski Tokoh Agama
Peran MUI sebagai jembatan antara ulama dan umaro ini, kata Jokowi, membangun hubungan yang harmonis dan kondusif. Bukan hanya di internal umat Islam, tetapi kerukunan antar umat beragama di seluruh penjuru tanah air.
Dalam perjalanannya, lanjut Jokowi, MUI juga telah menjadi tenda besar umat Islam sebagai pelayan umat dengan komitmen dan peran yang telah teruji dalam membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam di manapun
"Pemerintah mendukung penuh ikhtiar MUI dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan bangsa yang majemuk," ujarnya.
Jokowi juga mengatakan, corak keislaman di Indonesia identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif dan damai.
"Tidak menebar kebencian, jauh dari karakter ekstrem dan merasa benar sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa semangat dakwah keislaman kita adalah merangkul bukan memukul," ujarnya.
Karena, lanjut Jokowi, hakikat berdakwah adalah mengajak umat ke jalan kebaikan sesuai akhlak mulia Rasulullah SAW.
Baca Juga: Imam Besar FPI Rizieq Shihab Siap Rekonsiliasi: Tapi Setop Dulu Kriminalisasi Ulama dan Aktivis
Jokowi bersyukur, ikhtiar MUI didukung oleh semua elemen bangsa yang menyadari untuk hidup berdampingan dan bekerja sama demi kebaikan dan kemajuan bangsa.
"Pemerintah tidak dibiarkan sendirian, namun ditemani bahkan dibantu oleh berbagai ormas Islam bersama para ulama para habaib dan para cendekiawan muslim."
"Inilah modal berharga kita sebagai sebuah bangsa yang belum tentu dimiliki oleh negara-negara lain," ujarnya.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV