Menlu Perangi Diskriminasi Sawit Oleh Uni Eropa
Politik | 19 November 2020, 14:52 WIB
JAKARTA,KOMPAS.TV-Menteri Luar Negeri (Menlu) Rento Marsudi kembali angkat suara seputar diskriminasi produk kelapa sawit Indonesia oleh Uni Eropa. Menurutnya, tindak diskriminatif tersebut bertentangan dengan prinsip kemitraan dan kolaborasi yang diusung Indonesia.
"Indonesia selalu mengedepankan kerjasama dan kolaborasi dengan mitra-mitra kita. Tapi ketika berkaitan dengan kepentingan nasional, kita juga harus tegas, apalagi jika sudah menyangkut prinsip," imbuh Retno dalam sesi teleconference, Kamis (19/11/2020).
Isu sawit ini merupakan salah satu isu komoditas unggulan yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Karena nilai ekspornya mencapai USD 23 miliar pada tahun lalu.
Baca Juga: Perusahaan Sawit Gelar Simulasi Penanganan Karhutla di Kubu Raya
"Ini juga menjadi sumber pendapatan petani-petani kecil di Indonesia. Dan kita mengetahui bahwa ada diskriminasi terhadap sawit Indonesia. Bahkan beberapa kampanye negatif terjadi di berbagai negara, khususnya di Eropa," tuturnya.
Retno menekankan, Pemerintah ingin selalu melawan diskriminasi ini. Tapi di sisi lain, ia mengingatkan bahwa Indonesia sebenarnya sudah memiliki kemitraan yang erat dengan Uni Eropa.
"Uni Eropa sudah lama menjadi network partner kita. Kita miliki banyak sekali kesamaan pandang, banyak isu internasional dengan Uni Eropa," ujar dia.
Beberapa hari lalu, Retno menceritakan, dirinya melakukan pembicaraan via telepon dengan High Representative/Vice President Komisi Eropa, Josep Borrell.
Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan mengenai pentingnya membangun kemitraan yang lebih kuat dan menyelesaikan isu diskriminasi terhadap sawit Indonesia.
"Indonesia selalu membuka komunikasi secara terbuka. Yang kita inginkan adalah satu, treat us fairly. Kita tentunya tidak berhenti pada kelapa sawit saja," kata Retno.
"Kita sepenuhnya mendukung dan terus mengawal berbagai komoditi unggulan Indonesia, seperti kopi, teh, karet, dan lain-lain. Karena diplomasi tidak ingin tinggal diam, dan akan terus berdiri tegak membela kepentingan nasional kita," tandasnya.
Penulis : Fajri-Satrio
Sumber : Kompas TV