> >

Vaksin Pfizer Harapan Baru Cegah Covid-19, IDI: Pemerintah Masih Harus Tunggu Uji Klinis Ketiga

Update corona | 13 November 2020, 16:11 WIB
Uji coba vaksin Covid-19 produksi Pfizer pada seorang relawan di University of Maryland School of Medicine, Amerika Serikat, 4 Mei 2020. (Sumber: Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta Pemerintah tidak tergesa-gesa membuka kemungkinan menggunakan vaksin Pfizer yang masih dalam tahap uji klinis oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer dan mitranya asal Jerman BioNTech.

Menurut Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 IDI, Prof Zubairi Djoerban, meskipun vaksin Pfizer diklaim dapat mencegah infeksi Covid-19 hingga 90 persen, namun pemerintah harus menunggu selesainya uji klinis tahap tiga, karena belum ada satu pun kandidat vaksin yang selesai melewati fase itu.

Baca Juga: Vaksin Pfizer jadi Harapan Baru Cegah Covid-19

Kepada Jurnalis Kompas TV, Ni Luh Puspa, Prof Zubairi menyatakan, sejumlah efek samping dan efektivitas vaksin terhadap sejumlah kondisi masih harus diuji terlebih dahulu.

“Kita perlu menunggu tiga hal, yang pertama apakah efektif pada usia lanjut, ini belum ada data. Apakah efektif tidak untuk anak-anak juga belum ada data dari vaksin fase ini, apakah bisa diberikan pada immunocompromised pada orang dengan kekebalannya rendah, bagaimana dampaknya kita belum tahu."

"Demikian pula kita belum tahu apakah vaksin Pfizer ini bisa mencegah infeksi yang berat dan yang paling penting belum di-review belum di-acc belum diterbitkan dalam jurnal mengenai rincian ini jadi memang kita perlu menunggu,” ujar Zubairi Djoerban.

Baca Juga: Moeldoko Sampaikan RI Buka Peluang Kerja Sama Vaksin Pfizer

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut saat ini prioritas pemerintah memang melakukan pengadaan vaksin Sinovac, namun tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan perusahaan vaksin lain, termasuk Pfizer.

Penulis : Frisca Clarissa Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU