> >

CCTV di Jakarta Mati Saat Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Begini Penjelasan Pemprov DKI

Peristiwa | 14 Oktober 2020, 11:45 WIB
Demo Omnibus Law UU Cipta Kerja ricuh di Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020). (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG))

JAKARTA, KOMPAS TV - Sejumlah kamera pengawas CCTV yang ada di beberapa titik di Jakarta disebut dalam keadaan mati pada Selasa, 13 Oktober 2020.

Seperti diketahui, pada hari itu bersamaan dengan berlangsungnya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI), GNPF Ulama, PA 212 dan sejumlah ormas lainnya di Patung Kuda, Jakarta.

Masih sama seperti tuntutan buruh dan mahasiswa, aksi mereka menggelar demonstrasi yakni untuk menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR bersama Pemerintah pada Senin (5/10/2020).

Baca Juga: Viral Video Sebut Thamrin City Dijarah Massa, Ini Kata Polisi

Matinya sejumlah kamera pengawas CCTV itu menjadi perbincangan di media sosial Twitter. Tak sedikit yang menyebutkan bahwa CCTV itu sengaja dimatikan.

Adapun CCTV yang mati antara lain di Bundaran HI, Cideng Barat, Flyover Jatibaru, Hasyim Ashari, Medan Merdeka Selatan, perempatan Abdul Muis, dan Pramuka Raya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala UP Jakarta Smart City Diskominfotik DKI Jakarta, Yudhistira Nugraha, mengatakan CCTV yang mati tersebut karena mengalami kerusakan pada demo sebelumnya.

Selain itu, sebagian CCTV juga mengalami gangguan jaringan. Itu sebabnya CCTV tersebut tak bisa diakses.

Baca Juga: Bawa Katapel Saat Demo, Pria Asal Pandeglang Ditangkap Polisi

"Beberapa CCTV mati karena mengalami kerusakan pasca-demo sebelumnya dan ada beberapa jaringan yang mengalami gangguan," kaa Yudhis dikutip dari Kompas.com pada Rabu (14/10/2020).

Yudhis menegaskan bahwa tudingan mengenai sejumlah CCTV tersebut sengaja dimatikan oleh Pemprov DKI ataupun penyedia layanan tidak benar.

"Untuk akses CCTV masih bisa diakses khususnya CCTV Bali Tower melalui Aplikasi Molecool yang diakses melalui JAKI. Tidak ada CCTV yang dimatikan," kata dia.

Seperti diketahui, aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Selasa (10/10/2020) berakhir ricuh. Kericuhan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.

Baca Juga: Bantah Beri Dukungan Ke Pendemo, KAMI: Hanya Dukungan Moril

Sejumlah massa semula merusak barikade kawat berduri lantaran tak diperbolehkan mendekati Istana Negara. Aparat kepolisian sempat mengimbau agar demonstrab bubar.

Tapi, massa justru melempari polisi dengan botol air mineral dan batu. Polisi kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata.

Kericuhan pun berlanjut hingga malam hari. Aparat kepolisian melakukan penyisiran hingga ke pemukiman warga di sekitr Kwitang, Jakarta Pusat.

Sementara di tempat lain, yakni sekitar Tanah Abang kericuhan pecah. Sejumlah massa bahkan sempat menyerang pusat perbelanjaan Thamrin City. Beruntung aksi massa berhasil diredam aparat.

Baca Juga: Mahuf MD: Pemerintah Tak Pernah Bilang SBY-AHY Dalang Demo Omnibus Law

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU