> >

Ini Sosok Menteri Pencetus Omnibus Law Cipta Kerja

Politik | 11 Oktober 2020, 15:20 WIB
Ilustrasi Omnibus Law (Sumber: Kompas.com)

Baca Juga: Karena Tolak UU Cipta Kerja, Demokrat Klaim Diterjang Gelombang Fitnah

Berbagai kebijakan publik diterapkan oleh Sofyan kala menjabat sebagai Menkominfo dan Menteri BUMN.

Kebijakan tersebut di antaranya adalah mempercepat pengembangan industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan melakukan reformasi di Depkominfo.

Dia menerapkan sistem lelang radio frekuensi secara transparan dan kompetitif, pertama kalinya di Indonesia.

Kemudian, saat menjabat sebagai Menteri BUMN, dia melakukan reformasi BUMN dengan mempercepat proses restrukturisasi dan privatisasi juga secara agresif merekrut eksekutif professional dari berbagai latar belakang untuk menjadi pemimpin BUMN.

Baca Juga: Pelajari UU Cipta Kerja, Hotman Paris: Ini Adalah Uang

Sementara itu, di era Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sofyan Djalil pernah mencicipi tiga jabatan menteri.

Awalnya, dia terpilih menjadi Menko Bidang Perekonomian pada 2014. Setelah itu, Presiden Jokowi melakukan reshuffle pada 2015.

Hasilnya, Sofyan menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia atau Kepala Bapennas sampai 2016. Setelah itu, dia ditunjuk menjadi Menteri ATR.

Saat Jokowi menjadi presiden di periode keduanya didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Sofyan juga didapuk kembali menjadi Menteri ATR hingga sekarang.

Baca Juga: 30 Orang Reaktif Tes Cepat, Demo Tolak UU Cipta Kerja Jadi Klaster Baru Corona?

Selama membawahi Kementerian Kordinator Perekonomian, Sofyan mengoordinasikan berbagai program reformasi dan deregulasi dalam berbagai sektor perekonomian.

Itu merupakan tema utama dari program pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.

Kemudian, dalam jabatannya di Bappenas, Sofyan telah memperkenalkan sistem perencanaan melalui pendekatan yang bersifat holistik, integratif, tematik, dan spatial (HITS).

Ini merupakan koreksi dari pendekatan perencanaan yang selama ini lebih bersifat pendekatan sektoral.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU