Danjen Kopassus Sindir Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Purnawirawan karena Pakai Baret Merah
Politik | 6 Oktober 2020, 21:05 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan angkat bicara terkait insiden keributan yang terjadi di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Rabu (30/9/2020).
Diketahui, pada hari tersebut para Purnawirawan TNI hendak melakukan kegiatan tabur bunga atau nyekar di makam para jenderal korban tragedi G30S/PKI.
Pada aksi tersebut,terdapat sejumlah purnawirawan TNI yang mengenakan baret merah khas milik Korps Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.
Baca Juga: Ini Sosok Kolonel Ucu Yustiana yang Cegah Gatot Nurmantyo, Ternyata Baru 3 Bulan Jadi Dandim Jaksel
Salah satu peserta aksi yang menggunakan baret merah itu adalah mantan Panglima TNI yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamtkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo.
Menanggapi hal tersebut, Mayjen Mohammad Hasan mengingatkan kepada para Purnawirawan TNI untuk berlaku bijk dalam menggunakan baret merah khas kebesaran Kopassus.
Ia meminta agar penggunaan baret merah tidak dilakukan secara sembarangan, baik tempat maupun kegiatan atau di luar ketentuan.
"Kami sebagai pembina korps mengingatkan agar semua pensiunan (TNI) serta mereka yang mendapat kehormatan memakai baret merah supaya bijak dalam menggunakannya," kata Hasan usai menghadiri HUT TNI ke-75 di Jakarta, Senin (5/10/2020).
Baca Juga: Eks Danjen Kopassus Tegur Keras Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Jangan Mentang-mentang Jenderal
Hasan menjelaskan alasan mengapa baret merah khas milik Kopassus tidak boleh digunakan sembarangan. Sebab, baret merah merupakan lambang yang sangat dihargai oleh Korps Kopassus.
Selain itu, menurut Hasan, penggunaan baret merah juga harus berkaitan dengan acara-acara Kopassus.
"Sesuai yang disampaikan para sesepuh, bahwa baret merah merupakan kehormatan bagi prajurit Kopassus dan simbol yang harus diapresiasi tinggi," ujarnya.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV