Presiden Beri Pesan pada Pemda: Gak Usah Sok-Sokan "Lockdown"!
Berita kompas tv | 6 Oktober 2020, 09:59 WIBKOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo mengingatkan pemerintah daerah, untuk tidak gegabah memilih karantina wilayah alias lockdown, untuk mencegah penyebaran Corona.
Presiden pun mendorong PSBB skala mikro, agar ekonomi warga tetap berjalan.
" tidak perlu sok-sokan melockdown provinsi, kota, kabupaten, karena akan mengorbankan kehidupan masyrakat. Tapi kita tetap serius mencegah penyebaran wabah supaya tidak meluas. Untuk itu saya menekankan psbm atau minilokcdown".
Tak perlu sok-sokan lockdown.
Presiden memang tak langsung menunjuk hidung daerah yang dimaksud sok-sokan tersebut.
Peringatan agar daerah tak sok-sokan menerapkan lockdown disampaikan Presiden Jokowi lewat video yang diunggah ke akun youtube sekretariat Presiden Sabtu, 3 Oktober kemarin.
Sontak, peringatan presiden langsung direspon sejumlah kepala daerah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, A Riza Patria hari minggu kemarin menyatakan Pemprov DKI selalu bersinergi dengan pemerintah pusat dalam menangani wabah Corona.
DKI Jakarta saat ini tengah menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, lantaran kasus penularan covid-19 yang cukup tinggi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, merasa pernyataan Jokowi bukan untuk dirinya.
Pasalnya, Jawa Barat tidak menerapkan pPSBB total, melainkan hanya pembatasan sosial berskala mikro, seperti di Kabupaten Kuningan dan Tasik.
Setali tiga uang, pernyataan senada juga diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Menangani pandemi Corona memang bukan hal yang mudah.
Di sisi kesehatan, penularan terjadi lantaran ada kerumunan orang, tak menggunakan masker dan tak rajin mencuci tangan.
Sementara di sisi ekonomi, pembatasan-pembatasan yang dilakukan selama 7 bulan terakhir telah menyebabkan ekonomi hampir semua negara terpuruk.
Diperlukan kepiawaian antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengendalikan laju penularan virus dengan menjaga roda ekonomi untuk terus berputar.
Kerja keras yang harus dilakukan hingga tersedianya vaksin.
Penulis : Aleksandra-Nugroho
Sumber : Kompas TV