Potensi Tsunami di Selatan Pulau Jawa Setinggi 20 Meter, BMKG Ingatkan Hal Ini yang Perlu Dilakukan
Peristiwa | 25 September 2020, 23:37 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Hasil riset para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan terdapat potensi tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulau Jawa.
Hasil riset yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pada (17/9/2020), tersebut dianggap mengkhawatirkan jika benar-benar terjadi.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono, mengapresiasi hasil penelitian tersebut.
Baca Juga: Bengkulu Kembali Normal Pasca Gempa Bermagnitudo 6,9 Melanda
Alsannya, kajian ilmiah yang dilakukan para peneliti ITB ini mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk.
Akan tetapi, hingga saat ini, teknologi yang ada belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.
"Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," kata Daryono dikutip dari Kompas.com pada Jumat (25/9/2020).
Oleh karena itu, menanggapi ketidakpastian itu, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk meminimalkan risiko kerugian sosial, ekonomi dan korban jiwa.
Baca Juga: Intensitas Hujan Tinggi, BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Akan Sering Terjadi
Ia menegaskan, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat, tetapi justru harus segera direspons dengan upaya mitigasi yang nyata.
Daryono menambahkan pada saat ini, masyarakat awam menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat. Padahal, tidak demikian.
"Kita akui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian atau misleading," kata dia.
Namun, masyarakat ternyata lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan.
Baca Juga: Komunitas Selam bentangkan Bendera Di Episentrum Tsunami Pualu Babi
Adapun perihal mitigasi potensi bencana katrastropik itu, masih banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat beserta para pemangku kepentingan terkait.
Di antaranya adalah sebagai berikut.
- Dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi
- Latihan evakuasi (drill)
- Menata dan memasang rambu evakuasi
- Menyiapkan tempat evakuasi sementara
- Membangun bangunan rumah tahan gempa
- Menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami
- Meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami
Baca Juga: Presiden Jokowi: Yogyakarta International Airport Didesain Tahan Gempa dan Tsunami
Sebelumnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan hasil risetnya bahwa Tsunami diperkirakan terjadi di sepanjang pantai selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur.
Riset tersebut didukung berdasarkan hasil pengolahan data gempa yang tercatat oleh stasiun pengamat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan data Global Positioning System (GPS).
Dari situ kemudian diperoleh indikasi adanya zona dengan aktivitas kegempaan yang relatif rendah terhadap sekitarnya, yang disebut sebagai seismic gap, di selatan Pulau Jawa.
Peneliti ITB Sri Widiyantoro menjelaskan tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur, tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa jika terjadi bersamaan.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,7 Guncang Melonguane Talaud Sulut, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami
Berdasarkan permodelan skenario kebencanaan yang dibikin para ilmuwan ITB, tsunami besar itu terjadi bila segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa pecah secara bersamaan.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV