Apa Itu Hipotermia dan Bagaimana Penanganannya?
Kesehatan | 3 Maret 2025, 20:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Hipotermia bukan hanya ancaman bagi para pendaki gunung, tetapi juga bisa terjadi dalam berbagai situasi sehari-hari.
Menurut National Library of Medicine, kondisi ini menyebabkan hingga 1.500 kematian per tahun di Amerika Serikat, dengan setengah dari kasusnya memerlukan perawatan darurat.
Memahami Hipotermia
Hipotermia terjadi ketika suhu inti tubuh turun di bawah 35°C, jauh dari suhu normal manusia yang berkisar antara 36,5°C hingga 37,5°C. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.
Paparan suhu dingin dalam waktu lama bisa mengganggu fungsi kognitif seseorang, membuatnya sulit mencari bantuan medis.
Tahapan Hipotermia
Berdasarkan tingkat keparahannya, hipotermia dibagi menjadi tiga kategori utama:
- Ringan: Suhu tubuh 32°C – 35°C
- Sedang: Suhu tubuh 28°C – 32°C
- Parah: Suhu tubuh di bawah 28°C
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Dikutip dari Healthline, seseorang yang mengalami hipotermia biasanya menunjukkan beberapa tanda seperti:
- Menggigil hebat
- Kulit pucat atau kebiruan
- Napas melambat
- Kesulitan berbicara
- Koordinasi tubuh terganggu
- Kebingungan
Pada kasus yang lebih parah, gejala dapat berkembang menjadi kelelahan ekstrem, detak jantung tidak teratur, kehilangan kesadaran, hingga gagal napas akut.
Penulis : Kiki Luqman Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV