Brain Rot Diakibatkan Kecanduan Scrolling, Dampaknya Bisa Merusak Otak, Mental, Serta Emosi
Kesehatan | 5 Desember 2024, 06:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV – Brain rot, menurut Oxford University Press, didefinisikan sebagai kemerosotan pada kondisi mental atau intelektual seseorang sebagai akibat dari konsumsi berlebihan terhadap materi atau konten yang dianggap remeh atau tidak menantang.
Istilah brain rot mulai menjadi populer akhir-akhir ini, meningkat sebesar 230% dari tahun 2023 ke 2024. Kepopulerannya berawal dari platform media sosial TikTok. Namun, seiring waktu, istilah brain rot menjadi lebih umum digunakan, bahkan di media arus utama.
Baca Juga: Kebanyakan Scrolling Medsos Berdampak pada Otak, Kok Bisa?
Penyebab Brain Rot
Brain rot disebutkan sebagai efek dari konsumsi konten daring berkualitas rendah dalam jumlah berlebih, terutama di media sosial.
Salah satu contoh perilaku brain rot adalah doomscrolling, yaitu pencarian informasi negatif secara terus-menerus. Pengguna yang melakukan perilaku doomscrolling merasakan keinginan kuat untuk mengetahui informasi terkini, sekalipun informasi itu mengganggu.
Padahal, ketika seseorang berupaya menyerap dan mengatasi sejumlah besar efek dari konten yang telah dikonsumsinya, itu menyebabkan kelelahan mental yang berdampak pada penurunan motivasi, fokus, produktivitas, serta energi. Hal ini juga berkorelasi dengan kerusakan otak karena adanya rangsangan yang berlebih.
Baca Juga: Awas, 4 Kebiasaan Ini Bisa Percepat Tanda Penuaan Dini, Salah Satunya Kebanyakan Scrolling di HP
Scrolling, Adiksi, dan Brain Rot
Dilansir dari situs Newport Institute, scrolling media sosial menghasilkan dopamin neurokimia yang menyebabkan perasaan senang dan puas. Semakin diteruskan, itu akan menimbulkan adiksi atau kecanduan. Seseorang jadi terus ingin melakukannya.
Jadi, karena efek kesenangan itu, otak akan mengaitkannya dengan kepuasan sehingga menimbulkan perilaku kecanduan.
Sayangnya, efek adiksi ini kemudian berisiko menyebabkan terjadinya brain rot atau kemerosotan kondisi mental dan intelektual pada seseorang.
Baca Juga: Ahli Jelaskan Penyebab dan Tujuan Orang Pakai Second Account di Media Sosial | SINAU
Penulis : Tri Angga Kriswaningsih Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Oxford University Press, Newport Institute