> >

Waspada DBD di Musim Penghujan, Epidemiolog Kembali Ingatkan Hidup Bersih dengan 3M

Kesehatan | 29 November 2024, 22:30 WIB
Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap risiko penyakit demam berdarah(Sumber: Jcomp on Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Demam berdarah kini merebak lagi, saat musim hujan.  Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI, beberapa tanda dan gejala DBD, yaitu mendadak demam tinggi, sakit kepala, nyeri pada tulang dan otot, timbul bercak kemerahan, hidung berdarah, sakit di belakang mata, mual dan muntah, serta kelelahan.

Demam berdarah bisa mengakibatkan komplikasi, berupa kerusakan organ, pendarahan internal, edema paru, efusi pleura, dan syok yang bisa berujung kematian.

Oleh karena itu, epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap risiko penyakit demam berdarah, terutama di musim hujan seperti saat ini.

Baca Juga: Sejumlah Wilayah Alami Kekeringan, Waspada Kasus Demam Berdarah Meningkat, Ini Penjelasannya

“Masyarakat harus waspada terhadap genangan air. Barang-barang bekas yang memungkinkan genangan air sebaiknya itu dihilangkan dan dikurangi,” kata Tri Yunis, seperti mengutip Antara, beberapa waktu lalu.

Pada awal musim hujan, curah hujan yang tinggi menyebabkan genangan air yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Namun, pada saat hujan berhenti atau berkurang, maka nyamuk ini cenderung tidak dapat terbang jauh, sehingga penyebarannya terbatas.

Sebaliknya, pada akhir musim hujan ketika curah hujan mulai berkurang, nyamuk kembali aktif dan dapat menyebar lebih luas. Itu sebabnya, puncak peningkatan kasus demam berdarah sering terjadi antara bulan November hingga Desember, serta Maret hingga Juni.

Tri Yunis kemudian mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa langkah-langkah pencegahan perlu dijalankan secara komprehensif untuk mencapai hasil yang maksimal.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU